ANALIS MARKET (16/9/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Mixed Cenderung Melemah dan Ditradingkan Pada Level 6.310 - 6.367
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment yang mengawali pekan ini datang dari pembahasan terkait dengan pertemuan FOMC meeting yang akan berlangsung pekan ini.
Sejauh ini beberapa pejabat The Fed masih terpisah menjadi 2 bagian. Kubu yang hawkish, dengan kubu yang dovish. Hawkish dihuni oleh bebrapa Presiden The Fed, yaitu Thomas Barkin, Eric Rosengren, dan Esther George.
Mereka memiliki pendapat bahwa konsumsi masih kuat, tingkat pengangguran rendah, dan pertumbuhan gaji masih terlihat baik.
Dari sisi dovish, Presiden ketua dari New Yok John Williams, dan wakil ketua Richard Clarida masih melihat bahwa Amerika sedang berada dalam awan yang cukup gelap. Manufacture sedang dalam resesi, perang dagang yang masih belum terselesaikan.
Pertanyaannya cukup sederhana? Dimanakah nanti Powell akan berdiri dan memilih? Powell sendiri sudah beberapa kali mengatakan bahwa The Fed tidak akan terburu buru untuk menurunkan tingkat suku bunganya, pasar tenaga kerja yang kuat dan stabilitas harga merupakan focus utamanya saat ini, meskipun secara inflasi ekonomi Amerika masih belum mencapai di atas 2%.
Namun yang menarik adalah angka initial jobless claims yang turun drastic mungkin akan menjadi salah satu pertimbangan, karena sejauh ini kami melihat bahwa target inflasi 2% mungkin akan sulit tercapai, sehingga fokusnya mungkin bukan lagi ke arah inflasi, melainkan sustanabilitas ekonomi Amerika.
Dan untuk menjaga fase ekonomi Amerika saat ini, The Fed siap untuk melakukan apapun untuk menjaga fase ini untuk terus berlanjut.
Maka dari itu, kami melihat ada potensi pemangkasan tingkat suku bunga sebesar 25 bps pekan ini.
Dan sejujurnya, di atas kertas, pemangkasan tingkat suku bunga sebesar 25 bps, akan membuat indeks global akan bersiap untuk melompat lebih tinggi.
Secara survey, minggu ini diperkirakan pemangkasan akan terjadi sebesar 25 bps, meskipun secara probabilitas, masih dalam posisi 50 – 50.
Bagi sebagian orang, pertemuan FOMC meeting nanti sebetulnya sangat sederhana, ketika inflasi tidak mencapai 2%, ketika kesepakatan dagang hanyalah bayang bayang semu yang membuat para pelaku pasar menanti tak kunjung usai, dan ketika Bank Sentral Eropa memangkas tingkat suku bunga depositonya yang diikuti dengan Quantitative Easing tahap 2, apa yang lagi yang The Fed tunggu? Ketika semua melonggarkan kebijakan moneternya, apalagi yang The Fed tunggu?
Apabila The Fed jadi turun, tentu hal ini menjadi lampu hijau bagi Bank Indonesia yang melakukan pertemuan pada hari yang sama, yang dimana tentu saja akan memberikan kenaikkan probabilitas mengenai penurunan tingkat suku bunga.
Dan ketika hal itu terjadi, mungkin IHSG dan pasar obligasi akan mengalami 2x lompatan pekan ini.
Tapi itu seperti too good to be true, namun tidak ada salahnya juga kita berharap demikian, karena probabilitas itu ada.
Kita mampir sebentar jalan jalan ke Arab Saudi. Harga minyak terus mengalami lonjakan setelah pusat produksi minyak Arab Saudi diserang oleh drone yang dimana berpotensi untuk meningkatkan resiko geopolitik.
Minyak mentah Brent naik 19%, dan WTI naik 12%. Sejauh ini pasar masih bereaksi negatif terkait berita tersebut.
Namun, Trump mengatakan bahwa dia akan siap membantu untuk melepaskan pasokan darurat untuk menjaga harga minyak untuk tetap terkendali.
Dengan adanya kerusakan tersebut, Produsen Minyak Arab Saudi Aramco kehilangan sekitar 5.7 juta barel per hari.
Sejauh ini Arab Saudi dapat memulai kembali volume minyak, namun masih butuh waktu beberapa minggu untuk mencapai kapasitas penuh.
Hongkong semakin panas, dan akan semakin panas dalam beberapa hari kedepan. Demonstran menjadi lebih aggresif daripada sebelumnya dimana protes tersebut sudah memasuki bulan ke 4. Demonstran meneriakkan 5 permintaan yang diminta, mereka juga mengatakan bahwa 1 yang dikabulkan masih kurang.
Setelah kantor Duta Besar yang sebelumnya pernah dikunjungi, kali ini demonstran mengunjungi kantor Duta Besar Inggris dimana mereka meneriakkan God Save the Queen.
Mereka mendesak Inggris untuk memastikan China menghormati komitmentnya. Dari dalam negeri, BPS dijadwalkan akan merilis data neraca perdagangan untuk bulan Agustus pada hari ini jam 11 siang.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, Ekspor diproyeksikan kembali tertekan, namun impor sedikit lebih melambat pada bulan Agustus, sehingga neraca perdagangan diproyeksikan belum dapat mencatatkan surplus pada periode ini.
Pasar yang cenderung konservatif menjelang rilis data neraca perdagangan mengindikasikan adanya antisipasi terkait data – data yang tidak sesuai ekspektasi.
“Kami melihat, IHSG masih berpotensi tertekan dalam pekan ini,” sebut analis Pilarmas.
Dijelaskan, kinerja saham emiten rokok cukup tertekan dalam beberapa minggu terakhir menjelang keputusan dari kenaikan bea cukai pada tahun depan.
Presiden Joko Widodo akhirnya sepakat untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau sebesar 23% pada Januari dan kenaikan pada harga eceran sebesar 35%. Kenaikan ini dinilai akan berdampak langsung pada konsumen, dimana harga eceran saat ini masih dalam kajian.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak mixed cenderung melemah dan ditradingkan pada level 6.310 - 6.367,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (16/9/2019).

