ANALIS MARKET (09/8/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bonds is Back! Dikarenakan terjadinya kenaikan harga obligasi diperdagangan kemarin (08/8/2019).

Semoga diharapkan kenaikkan ini menjadi konsisten. Ditengah tengah penguatan harga obligasi kemarin, memang kami masih agak khawatir bahwa penguatan harga obligasi ini hanyalah penguatan yang diakibatkan adanya intervensi dari Bank Indonesia.

Karena disatu sisi, sentiment global hingga hari ini masih menunjukkan hal hal yang kurang baik, sehingga masih memberikan tekanan yang cukup tinggi kepada arah pergerakan pasar obligasi di waktu yang akan datang.

Oleh sebab itu, kehati hatian merupakan sesuatu yang sangat penting saat ini, karena bisa saja sewaktu waktu pasar obligasi berbalik arah menjadi penurunan kembali.

Hal ini bisa saja terjadi karena persentase kepemilikkan asing juga masih terus berkurang sedikit demi sedikit.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menyebutkan, diperdagangan Jumat (09/8/2019) pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.

Keterbatasan ini masih datang dari pergolakan dari sentiment luar yang masih terjadi hingga kini.

Kita awali akhir pekan ini dari China yang dimana data Trade Balance, serta export dan import telah keluar.

Pada akhirnya, trade balance lagi lagi mengalami penurunan kembali dibandingkan bulan sebelumnya.

Meskipun trade balance China mengalami penurunan, namun masih lebih baik ketimbang beberapa bulan yang lalu yang masih berada di bawah $45b.

Stabilnya ekspor merupakan salah satu tanda yang menunjukkan bahwa pembuat kebijakan telah mentoleransi Yuan yang terus melemah yang dimana pelemahan ini merupakan salah satu tools yang dapat membantu meningkatkan daya saing China, terlebih lagi pada saat nanti pada tanggal 1 September, Trump telah menyatakan bahwa akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% untuk setiap ekpor China ke Amerika senilai $300 miliar.

Kami melihat apabila Trump benar benar akan menjalankan aksinya ini, tentu kami melihat bahwa pertumbuhan China akan kembali melambat hingga 6% tahun ini, dan akan terus berpotensi turun hingga 5.6% pada tahun depan.

Kalau memang benar pertumbuhan ekonomi China akan melambat, tentu akan memberikan sedikit banyak implikasi terhadap Indonesia, karena China merupakan negara tujuan perdagangan nomor 1 bagi Indonesia.

Ditengah melemahnya nilai Yuan, Trump lagi lagi mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan Dollar yang terus mengalami penguatan.

Dan lagi-lagi Trump menyalahkan The Fed sebagai asal muasal penguatan Dollar yang terjadi hingga hari ini.

Trump menginginkan The Fed untuk dapat memangkas tingkat suku bunganya kembali setidaknya pada bulan September nanti.

Sentimen berikutnya akan datang dari Wakil Perdana Menteri, Matteo Salvini yang mengatakan bahwa koalisi yang memimpin Pemerintahan telah runtuh, satu satunya jalan adalah dengan mengadakan pemilihan baru.

Salvini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah memberi tahu Perdana Menteri Giuseppe Conte bahwa aliansi 5 Star telah runtuh, sehingga kita harus cepat memberikan pilihan kembali kepada para pemilih.

Atas hal ini, imbal hasil oligasi di semua Negara di eropa mengalami kenaikkan. Cerita terakhir, berkaitan dengan perang dagang antara Amerika dan China membuat White House menunda keputusan mengenai lisensi bagi Perusahaan Perusahaan Amerika untuk memulai kembali bisnisnya dengan Huawei setelah sebelumnya China menunda untuk melakukan pembelian barang pertanian dari Amerika.

Kami melihat bahwa hal ini mulai terlihat semakin memburuk bagi hubungan kedua Negara tersebut, karena kami melihat bahwa hal hal yang seharusnya bisa disepakati bersama yang sudah disampaikan sebelumnya ketika pertemuan KTT G20 malah sekarang hanya menjadi angan angan belaka.

“Kami merekomendasikan beli hari ini, namun tetap perhatikan pergerakan imbal hasil Eropa,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (09/8/2019).