ANALIS MARKET (09/8/2019) : Dibayangi Aksi Profit Taking, IHSG Memiliki Peluang Bergerak Cenderung Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment di akhir pekan ini datang dari China, yang dimana data Trade Balance, serta export dan import telah keluar.

Pada akhirnya, trade balance lagi-lagi mengalami penurunan kembali dibandingkan bulan sebelumnya.

Meskipun trade balance China mengalami penurunan, namun masih lebih baik ketimbang beberapa bulan yang lalu yang masih berada di bawah $45b.

Stabilnya ekspor merupakan salah satu tanda yang menunjukkan bahwa pembuat kebijakan telah mentoleransi Yuan yang terus melemah yang dimana pelemahan ini merupakan salah satu tools yang dapat membantu meningkatkan daya saing China, terlebih lagi pada saat nanti pada tanggal 1 September, Trump telah menyatakan bahwa akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% untuk setiap ekpor China ke Amerika senilai $300 miliar.

Kami melihat apabila Trump benar benar akan menjalankan aksinya ini, tentu kami melihat bahwa pertumbuhan China akan kembali melambat hingga 6% tahun ini, dan akan terus berpotensi turun hingga 5.6% pada tahun depan.

Kalau memang benar pertumbuhan ekonomi China akan melambat, tentu akan memberikan sedikit banyak implikasi terhadap Indonesia, karena China merupakan negara tujuan perdagangan nomor 1 bagi Indonesia.

Ditengah melemahnya nilai Yuan, Trump lagi-lagi mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan Dollar yang terus mengalami penguatan.

Dan lagi lagi Trump menyalahkan The Fed sebagai asal muasal penguatan Dollar yang terjadi hingga hari ini.

Trump menginginkan The Fed untuk dapat memangkas tingkat suku bunganya kembali setidaknya pada bulan September nanti.

Sentimen berikutnya akan datang dari Wakil Perdana Menteri, Matteo Salvini yang mengatakan bahwa koalisi yang memimpin Pemerintahan telah runtuh, satu satunya jalan adalah dengan mengadakan pemilihan baru.

Salvini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah memberi tahu Perdana Menteri Giuseppe Conte bahwa aliansi 5 Star telah runtuh, sehingga kita harus cepat memberikan pilihan kembali kepada para pemilih.

Atas hal ini, imbal hasil oligasi di semua Negara di eropa mengalami kenaikkan. Cerita terakhir, berkaitan dengan perang dagang antara Amerika dan China membuat White House menunda keputusan mengenai lisensi bagi Perusahaan Perusahaan Amerika untuk memulai kembali bisnisnya dengan Huawei setelah sebelumnya China menunda untuk melakukan pembelian barang pertanian dari Amerika.

Kami melihat bahwa hal ini mulai terlihat semakin memburuk bagi hubungan kedua Negara tersebut, karena kami melihat bahwa hal hal yang seharusnya bisa disepakati bersama yang sudah disampaikan sebelumnya ketika pertemuan KTT G20 malah sekarang hanya menjadi angan angan belaka.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan Juni 2019 hanya sebesar 233,6 poin, di mana nilai ini lebih rendah dari capaian Juni 2018 yang sebesar 237,8 poin.

Selain itu, ini merupakan kontraksi IPR pertama sejak Januari 2018. Selain itu pasar juga menanti rilis current account deficit kuartal II/2019 dimana diprediksi mengalami deficit menjadi US$-5b dari sebelumnya US$-7b.

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak cenderung menguat dan ditradingkan pada level 6.125-6.261. waspadai aksi profit taking menjelang akhir pekan dan cermati setiap sentiment yang terjadi karena akan mempengaruhi pergerakan pasar saham,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (09/8/2019).