ANALIS MARKET (19/8/2019) : IHSG Berpeluang Mixed dengan Kecenderungan Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment yang menjadi sorotan investor diperdagangan Senin (19/8) pagi ini akan diawali dari Amerika dan China.
Trump mengatakan bahwa China telah melakukan kerjasama dengan baik, dan pada akhirnya kami telah berbicara.
Trump bersumpah bahwa Amerika siap untuk melakukan pertumbuhan besar setelah kesepakatan di tandatangani.
Larry Kudlow juga ikut mengatakan bahwa panggilan telepon dengan negosiator Amerika dan China telah positif dan berpotensi membuka pintu untuk kemajuan yang lebih baik untuk menuju kesepakatan.
Pertemuan telekonfrensi telah dijadwalkan mulai dari minggu ini hingga 10 hari ke depan. Jika pertemuan dengan wakil delegasi masing masing Negara berjalan dengan baik, seperti yang kita harapkan, tentu kita akan meminta China untuk datang ke Amerika, dan bertemu dengan para pimpinan untuk melanjutkan negosiasi dan pembicaraan.
Kudlow mengatakan bahwa tidak ada resesi untuk saat ini, dan dia juga menambahkan bahwa tidak ada rencana untuk langkah langkah baru untuk meningkatkan kegiatan ekonomi saat ini.
Uniknya, Navarro mengatakan bahwa ekonomi sangat kuat hingga 2020 dan seterusnya.
Navarro membantah bahwa Amerika telah melihat inverted yield, yang dimana inverted yield merupakan cikal bakal resesi, karena inverted yield merupakan salah satu indicator ekspektasi pasar untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah ke depannya.
Secara teknis kami tidak memiliki inverted yield, yang kami punya adalah yield kurva yang datar, bukan terbalik. Navarro juga mengkritik Powell dan The Fed pada hari Minggu kemarin, bahwa Ketua The Fed harus melihat ke cermin dan mengatakan bahwa saya menaikkan tingkat suku bunga terlalu cepat.
Namun demikian, Navarro juga mengatakan bahwa pemotongan tingkat suku bunga The Fed kemarin merupakan sesuatu yang sangat baik, dan ada potensi yang yang cukup besar bagi Bank Sentral Eropa pada bulan September nanti untuk melakukan pemangkasan tingkat suku bunga untuk membantu ekonomi Eropa yang saat ini juga sedang dalam kesulitan.
Kudlow mengatakan bahwa, Trump telah bersedia untuk melakukan negosiasi dan Trump bersedia untuk membuat kesepakatan yang tepat untuk melindungi kepentingan Amerika.
Salah satu yang unik adalah Navarro menolak penelitan dari University of Chicago, Fed untuk Bank Boston, ataupun di tempat lain yang mengemukakan bahwa kenaikkan tariff membuat Amerika memikul sebagian besar perubahan harga yang diakibatkan oleh tariff melawan China sebesar 5%.
Navarro mengatakan bahwa Tarif tidak menyakiti siapapun di Amerika Serikat. Fokus berikutnya adalah menanti Powell untuk berpidato di Jackson Hole, Kansas pada hari Jumat minggu ini karena tentu hal ini akan menjadi kunci bagaimana The Fed akan membuat keputusan pada pertemuan FOMC meeting pada bulan September nanti.
Sebagian besar para pelaku pasar dan investor memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga sebesar 25 bps sebagai bagian dari pemotongan lanjutan pada bulan July lalu.
Selain itu, perkembangan positif antara Amerika dan China terkait dengan pembicaraan dagang, membuat pasar akan bergerak di arena hijau hari ini.
Selain itu, Risalah dari pertemuan bulan July The Fed juga akan dinantikan karena akan memberikan rincian tentang diskusi yang akan mengarah terhadap pemotongan tingkat suku bunga yang pertama dalam 1 decade yang lalu kemarin.
Dari dalam Negeri, kita akan membahas mengenai nota keuangan yang telah disampaikan oleh Pakde Jokowi kemarin.
Pada tahun 2020, Pemerintah akan menyusun asumsi makro ekonomi sebagai berikut; 1. Pertumbuhan ekonomi akan berada di 5.3%, dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan dijaga rendah pada tingkat 3.1% untuk mendukung daya beli masyarakat. 2. Nilai tukar diperkirakan akan berada di kisaran Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan akan berada di 5.4%. 3. Harga minyak mentah diperkirakan akan berada di US$65 per barel. 4. Target lifting minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan sebesar 734 ribu per barel, dan 1.19 juta barel setara minyak per hari.
Pada tahun 2020, Pemerintah akan menempuh tiga strategi kebijakan fiskal, yaitu: memobilisasi pendapatan dengan tetap menjaga iklim investasi, meningkatkan kualitas belanja agar lebih efektif dalam mendukung program prioritas, serta mencari sumber pembiayaan secara hati-hati dan efisien melalui penguatan peran kuasi fiskal.
Kebijakan RAPBN tahun 2020 dirancang ekspansif, namun tetap terarah dan terukur.
Fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama, yaitu: Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Kelima, antisipasi ketidakpastian global.
Dengan karakter kebijakan fiskal yang ekspansif namun terarah dan terukur, maka defisit anggaran tahun 2020 direncanakan sebesar 1,76% dari PDB, atau sebesar Rp 307,2 triliun.
Dengan Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp 2.221,5 triliun, serta Belanja Negara sebesar Rp 2.528,8 triliun. Defisit Anggaran dari 2,59% terhadap PDB pada tahun 2015, menjadi sekitar 1,93% pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 diturunkan lagi menjadi 1,76%.
Di sektor pariwisata, pada tahun 2020 Pemerintah memprioritaskan pembangunan empat destinasi wisata secara lintas sektor dan terintegrasi. Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak mixed cenderung menguat terbatas. IHSG sendiri ditradingkan pada level 6.215 - 6.327,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (19/8/2019).

