Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Alami Penurunan Seiring Melemahnya Rupiah
Pasardana.id - Pada perdagangan kemarin (30/7), harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penurunan, seiring dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika di tengah para pelaku pasar yang menantikan rilisnya suku bunga acuan The Fed.
Dalam riset yang dirilis Rabu (31/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kemarin (30/7), harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada sebagian besar seri.
Pergerakan harga tersebut dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika yang juga ikut bergerak mengalami pelemahan seiring berlangsungnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting).
“Kondisi tersebut berpeluang mengakibatkan para pelaku pasar melakukan aksi wait and see menunggu hasil kebijakan tersebut. Meskipun para pelaku pasar berharap suku bunga acuan The Fed dapat mengalami penurunan 25 bps yang berada pada level 2,00-2,25%,” jelas I Made.
Sementara itu, dari proses lelang kemarin (30/7), pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp21,45 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp43,27 triliun.
Angka tersebut menurun dibandingkan dengan hasil lelang Surat Utang Negara sebelumnya yang mencapai Rp22,05 triliun dari total penawaran sebesar Rp53,14 triliun.
Lebih rinci diungkapkan, harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (30/7), bergerak mengalami penurunan hingga sebesar 125 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil hingga sebesar 12 bps.
Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) tercatat mengalami rata-rata penurunan terbatas hanya sebatas 3 bps yang berdampak pada meningkatnya imbal hasil sebesar 1,1 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan harga hingga sebesar 10 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil hingga 6 bps.
Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) didapati terjadinya penurunan rata-rata harga sebesar 120 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil hingga sebesar 12 bps.
Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan. Adapun Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun meningkat 6 bps pada level 6,732%; kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun juga bergerak sebesar 5 bps pada level 7,308%.
Sedangkan untuk seri acuan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps pada level 7,624% dan kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 2 bps pada level 7,789%.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin (30/7), imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) dengan denominasi mata uang asing bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada sebagian besar serinya.
Harga dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 1 bps yang mendorong kenaikan imbal hasil sebesar 0,2 bps di level 2,792%.
Adapun pergerakan harga dari INDO29 juga ikut turun sebesar 4 bps yang berdampak pada naiknya imbal hasil sebesar 0,4 bps di level 3,171%.
Sementara itu, dari INDO44 mengalami penurunan harga sebesar 1 bps yang berdampak pada kenaikan tingkat imbal hasil terbatas dibawah 1 bps di level 4,221%.
Sementara itu, dari INDO49 mengalami kenaikan harga sebesar 1,5 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil terbatas di bawah 1 bps di level 4,105%.

