Harga SBN Diperdagangan Akhir Pekan Lalu Bergerak Bervariasi Cenderung Naik
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (22/7) menyebutkan, diperdagangan akhir pekan lalu (19/7), harga Surat Berharga Negara (SBN) bergerak dengan arah bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas ditengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta efek diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia.
Menurut analis MNC Securities, I Made Adi Saputra, perubahan imbal hasil Surat Berharga Negara pada perdagangan Jumat (19/7), disebabkan oleh respon pelaku pasar setelah diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (7 Days Reverese Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 bps sebesar 5,75%.
Kenaikan harga Surat Utang Negara tersebut juga seiring dengan kenaikan harga obligasi negara-negara lain yang berdampak setelah pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika yang mengindikasikan bahwa kemungkinan dari penurunan suku bunga acuan The Fed semakin besar pada tanggal 31 Juli 2019 waktu setempat.
“Kami menilai bahwa pernyataan tersebut berakibat pada pelaku pasar yang mengambil posisi ke aset yang lebih beresiko dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas I Made.
Hal tersebut, lanjut I Made, turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan di akhir pekan kemarin perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 3 bps masing - masing di level 6,491% untuk tenor 5 tahun, di level 7,116% untuk tenor 10 tahun, di level 7,482% untuk tenor 15 tahun dan di level 7,670% untuk tenor 20 tahun.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan terbatas dibawah 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah, 5 - 7 tahun.
Adapun Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan mengalami perubahan yang terbatas dibawah 1 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 3 bps.
Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 9 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 48 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 39 bps.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 0,4 bps di level 2,863% dan INDO29 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,212% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 2 bps dan 18 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 keduanya mengalami penurunan sebesar 1 bps masing-masing di level 4,265% dan 4,138% setelah mengalami kenaikan harga berkisar antara 7 - 10 bps.
Disisi lain, Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan di level 2,055% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup mengalami penurunan pada level 2,58%.
Adapun untuk imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level –0,324% dan pada tenor 30 tahun turun di level 0,047%. Adapun imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) mengalami kenaikan pada level 0,737% untuk tenor 10 tahun.

