Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp19,21 Triliun dari 44 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (19/7/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (18/7), menunjukkan adanya penurunan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya (17/7), yaitu tercatat senilai Rp19,21 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp9,02 triliun.
Adapun Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,94 triliun dari 173 kali transaksi di harga rata - rata 104,70% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,37 triliun dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 106,75%.
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp852,8 miliar dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp269 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 96,78% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap V Tahun 2019 Seri A (BEXI04ACN5) senilai Rp115 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,26%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 23,00 pts (0,16%) pada level 13960,00 per dollar Amerika.
Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13930,00 hingga 13981,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mayoritas penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.
Mata uang Peso Filipina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika sebesar 0,34% yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing sebesar 0,21% dan 0,16%.
Adapun yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,22%.

