Ramai Sentimen Dorong Bervariasinya Pergerakan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin
Pasardana.id - Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (18/7), bergerak terbatas dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan akibat adanya sentimen dari dalam maupun luar negeri.
Dalam riset yang dirilis Jumat (19/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (18/7), lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal dimana para pelaku pasar masih khawatir terhadap memanasnya hubungan perang dagang antara Amerika dan China sehingga berakibat turunnya aktivitas pergerakan komoditas dan aktivitas ekonomi diantara keduanya.
Pada pertemuan terakhir, Presiden Trump mengancam akan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China sebesar USD325 miliar.
Sementara itu dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari Kamis waktu setempat memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada level 5,75%, angka ini sesuai dengan yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya
Adapun dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari Kamis kemarin memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7- day RR Rate) pada level 5,75%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 5,00% dan Lending Facility turun sebesar 6,50%.
Keputusan menurunkan suku bunga tersebut terjadi ditengah terjaganya tingkat inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ditengah menurunnya ketidakpastian keuangan global dan stabilitas eksternal yang terkendali.
Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pasar surat utang, mengingat pelaku pasar telah memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan serta hasil dari pertemuan yang di sampaikan jelang berakhirnya sesi perdagangan.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 9 - 107 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 10 bps dimana kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) bergerak bervariasi dimana untuk tenor 1 - 2 tahun mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 4 bps.
Sementara itu pada tenor 3 - 4 tahun mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 6 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 9 bps dengan didorong oleh adanya rata-rata kenaikan harga hingga sebesar 18 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami rata-rata kenaikan sebesar 15 bps dengan didorong oleh adanya rata-rata penurunan harga hingga sebesar 138 bps.
Secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan naik pada posisi 6,495% (0,4 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,116% (0,3 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 7,478% (2 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,671% untuk tenor 20 tahun.
Penurunan imbal hasil terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury.
Imbal hasil dari INDO24 ditutup turun sebesar 2 bps di level 2,867% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 9 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO29 dan INDO44 mengalami penurunan yaitu masing - masing sebesar 2,8 bps di level 3,230% dan 4,269% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 24,5 bps dan 25 bps.
Sementara itu, untuk seri INDO49 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,8 bps yang diakibatkan dari kenaikan harga sebesar 35 bps.

