Volume SUN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp15,09 Triliun dari 39 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (01/7/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (28/6) kemarin, meningkat dibandingkan perdagangan sebelumnya (27/6), yaitu tercatat senilai Rp15,09 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,69 triliun.
Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,84 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 106,25% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0079 senilai Rp1,16 triliun dari 123 kali transaksi di harga rata - rata 104,83%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan menurun dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya senilai Rp1,45 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi II Tridomain Performance Materials Tahun 2019 (TDPM02) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata—rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank BJB Tahap II Tahun 2018 Seri A (BJBR01ACN2) senilai Rp200,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang kemudian diiringi dengan Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2019 (TPIA02CN2) sebesar Rp150,00 miliar untuk 1 kali transaksi di harga 100,15%.
Sementara itu, pada perdagangan akhir pekan kemarin (28/6), nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 14,00 pts (0,10%) di posisi 14128,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan.
Adapun penguatan Rupiah tersebut bergerak pada kisaran pada kisaran 14102,00 hingga 14140,00 per dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi ditengah penguatan keseluruhan seri mata uang regional.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,33% yang kemudian diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,29% dan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,28% terhadap Dollar Amerika.
Adapun selama 6 bulan terakhir ini Rupiah cenderung menguat sebesar 3,11% dan selama 5 hari terakhir menguat sebesar 0,21% terhadap Dollar Amerika.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup meningkat di level 2,038% seiring dengan tenor 30 tahun yang ikut ditutup naik pada level 2,554%.
Kenaikan imbal hasil US Treasury pada perdagangan akhir bulan lalu seiring dengan menguat saham utamanya yaitu untuk indeks NASDAQ yang menguat sebesar 48 bps di level 8006,24 dan untuk indeks DJIA juga menguat sebesar 28 bps sehingga berada di level 26599,96.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan pada level 0,834%.
Namun, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup turun di level –0,328%.

