Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp8,90 Triliun dari 41 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (27/6/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (26/6), mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya (25/6), yaitu tercatat senilai Rp8,90 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan Surat Utang Negara seri acuan sebesar Rp4,35 triliun.
Adapun Surat Utang Negara seri FR0079 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,69 triliun dari 134 kali transaksi di harga rata - rata 105,45% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 dan FR0053 masing-masing senilai Rp1,15 triliun dari 53 kali transaksi di harga rata - rata 105,75% dan Rp973,88 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 102,63%.
Adapun untuk Surat Berharga Syariah terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 dengan volume sebesar Rp412,00 miliar dari 6 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS019 sebesar Rp326,00 miliar untuk 14 kali transaksi.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih kecil daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,55 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Adapun untuk seri Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2019 (TPIA02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp431,00 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,57% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 Seri A (PNMP03ACN1) dan Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) masing-masing senilai Rp197,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,45% dan Rp120,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata-rata 100,30%.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin (26/6), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami pelemahan sebesar 53 pts (0,37%) di level 14178,00 per Dollar Amerika.
Pergerakan nilai tukar Rupiah dibuka dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan dan bergerak pada kisaran 14135 hingga 14182 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami pelemahan seiring dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap mata uang Dollar Amerika.
Adapun mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan sebesar 0,27% diiringi dengan mata uang Renminbi China (CNY) dan mata uang Dollar Hongkong (HKD) yang juga mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,05% dan 0,03%.
Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) yang mengalami koreksi sebesar 0,47% terhadap Dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,37% terhadap Dollar Amerika.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami pelemahan yang terbatas sehingga berada di level 2,043%, namun untuk tenor 30 tahun mengalami penguatan imbal hasil di level 2,565%.
Pergerakan US Treasury ini terjadi ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak bervariasi dimana indeks DJIA ditutup melemah terbatas sebesar 4 bps sehingga berada pada level 26536,82 dan indeks NASDAQ ditutup menguat sebesar 32 bps sehingga berada pada level 7909,97.
Disisi lain, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami penguatan di level 0,834%.
Adapun untuk obligasi Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun, keduanya mengalami penguatan masing-masing pada level –0,298% dan 0,278%.

