Volume Perdagangan SUN di Akhir Pekan Lalu Senilai Rp20,10 Triliun dari 46 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (24/6/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara pada perdagangan akhir pekan lalu (21/6) dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp20,10 triliun dari 46 seri Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp11,27 triliun.
Adapun Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,40 triliun dari 143 transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,72 triliun dari 96 kali transaksi.
Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp630,00 miliar dari 11 kali transaksi diikuti perdagangan Surat Perdagangan Negara-Syariah seri SPNS01082019 senilai Rp340,00 miliar dari 2 kali transaksi.
Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan lebih kecil dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,75 triliun dari 68 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Sumberdaya Sewatama I Tahun 2012 Seri B (SSMM01B) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp294,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 Seri A (PNMP03ACN1) senilai Rp140,00 miliar dari 6 kali transaksi.
Adapun volume dari Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A(ADMF04ACN3) sebesar Rp114,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap III Tahun 2019 Seri A (SMBEXI01ACN3) senilai Rp101,50 miliar dari 4 kali transaksi.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup menguat sebesar 29,00 pts (0,20%) di level 14158,00 per Dollar Amerika.
Penguatan tersebut terjadi sepanjang sesi perdagangan pada akhir pekan lalu. Adapun pergerakan nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14088,00 hingga 14168,00 per Dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan nilai tukar mata uang regional. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,21% diikuti oleh penguatan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Peso Filipina (PHP) masing-masing sebesar 0,20% dan 0,18%.
Sedangkan mata uang Renminbi China (CNY) mengalami pelemahan mata uang regional terbesar, sebesar 0,34% yang diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Won Korea Selatan (KRW) masing-masing sebesar 0,22% dan 0,17% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami penurunan masing-masing di level 2,057% dan 2,584%.
Penurunan imbal hasil tersebut terjadi ditengah pergerakan indeks saham utama yang juga mengalami penuruanan sebesar 24 bps di level 8031,71 (NASDAQ) dan indeks DJIA sebesar 13 bps di level 26719,13.
Adapun imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 0,849%.
Sementara itu, untuk imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 dan 30 tahun juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing berada di level –0,281% dan 0,301%.

