Sentimen Domestik dan Eksternal Dorong Penurunan Harga SUN Diperdagangan Selasa Kemarin
Pasardana.id - Perdagangan Surat Utang Negara (SUN) pada hari Selasa, 7 Mei 2019 mengalami penurunan harga, yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil akibat adanya sentimen yang berasal dari domestik maupun global sehingga mempengaruhi kondisi pasar keuangan global.
Dalam riset yang dirilis Rabu (08/5/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, penurunan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (07/5) dipicu oleh beberapa sentimen yang berasal dari domestik maupun eksternal.
“Adapun kedua faktor tersebut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung fluktuatif selama sesi perdagangan kemarin,” jelas I Made.
Dijelaskan, dari faktor domestik, para pelaku pasar masih dipengaruhi oleh data ekonomi domestik yang tumbuh dibawah perkiraan sehingga pelaku pasar cenderung bereaksi negatif akan arah ekonomi makro Indonesia kedepannya.
Sementara itu, dari faktor eksternal terdapat beberapa sentimen negatif diantaranya yaitu, pernyataan The Fed yang bernada hawkish terkait arah kebijakan moneter Amerika, munculnya ketegangan yang terjadi antara Amerika dan Korea Selatan, hingga hubungan dagang antara Amerika dan China yang kembali diperbincangkan soal Presiden Trump yang mengecam untuk menaikan tarif impor USD200 miliar terhadap produk China.
Beberapa faktor eksternal tersebut, secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi pasar keuangan global dan meningkatkan risiko keuangan global.
Selain itu, para pelaku pasar juga akan menantikan dirilisnya data neraca perdagangan dan data inflasi Amerika pada akhir pekan ini yang membuat para investor lebih menahan diri melakukan transaksi di pasar sekunder maupun proses lelang Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin.
Asal tahu saja, dari proses lelang kemarin (07/5), pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp21,57 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp32,96 triliun. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan hasil lelang Surat Utang Negara sebelumnya yang mencapai Rp23,4 triliun dari total penawaran sebesar Rp41,76 triliun.
Lebih rinci diungkapkan, harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (07/5), bergerak dengan arah bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan rata-rata sebesar 29,3 bps yang mendorong terjadinya rata-rata kenaikan imbal sebesar 3,3 bps.
Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) tercatat mengalami kenaikan terbatas hanya sebatas 0,2 bps yang berdampak pada menurunnya tingkat imbal hasil sebesar 1,7 bps.
Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan harga hingga sebesar 8,3 bps yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil berkisar antara 0,4 bps hingga 2 bps.
Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) didapati terjadinya penurunan rata-rata harga sebesar 41,2 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil hingga sebesar 23 bps.
Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps pada level 7,471%; kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 1,6 bps pada level 7,948%; kenaikan imbal hasil seri acuan tenor 15 tahun sebesar 2,1 bps pada level 8,458% dan kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 2 bps pada level 8,515%.
Disisi lain, pada perdagangan kemarin (07/5), imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing mengalami perubahan yang beragam pada sebagian besar seri.
Harga dari INDO24 mengalami kenaikan sebesar 2,7 bps yang medorong penurunan imbal hasil sebesar 0,6 bps di level 3,357%.
Adapun pergerakan harga dari INDO29 juga ikut naik sebesar 8 bps yang berdampak pada turunnya imbal hasil sebesar 1 bps di level 3,852%. Sementara itu, dari INDO44 dan INDO49 mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 11,2 bps dan 15,5 bps.

