ANALIS MARKET (29/5/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, diperdagangan hari ini, Rabu (29/5/2019), para pelaku pasar akan mencermati sentimen mulai dari mulai adanya kembali gaungan dari para pelaku pasar dan investor di Amerika, bahwa ada pemotongan tingkat suku bunga The Fed tahun ini. Hal ini disebabkan adanya kurva imbal hasil yang menunjukkan resesi.
Imbal hasil antara obligasi berjatuh tempo 3 bulan dengan 10 tahun semakin menunjukkan spread yang kian dalam, dan menuju level terendah dalam 19 bulan terakhir. Hal ini semakin diperparah dengan komentar Trump kemarin kepada China yang mengatakan bahwa Amerika tidak siap melakukan kesepakatan dagang dengan China.
Turunnya imbal hasil obligasi US Treasury menunjukkan bahwa para pelaku pasar dan investor mulai mencari investasi yang lebih aman, selain itu apabila spread antara Obligasi US Treasury 3 bulan dan 10 tahun semakin besar, maka potensi terjadinya resesi dalam 19 bulan mendatang akan semakin terlihat.
Departemen Keuangan Amerika kemarin telah mengeluarkan laporan pergerakan valuta asing kepada Kongres, yang dimana hasilnya ternyata negara yang diawasi bertambah dari sebelumnya 12 sekarang menjadi 21.
Lima negara seperti Irlandia, Italia, Vietnam, Singapore, dan Malaysia merupakan salah satu dari sekian banyak Negara yang mata uangnya sedang diawasi.
Bertambahnya Negara yang diawasi merupakan impact dari Menteri Keuangan Amerika yang menurunkan ambang batas kualifikasi nilai mata uang.
Fokus berikutnya adalah menanti beberapa data penting dari Amerika, seperti GDP Annualized QoQ, dan Initial Jobless Claims.
Dari China sendiri, data Manufacturing PMI dan Non Manufacturing diperkirakan akan kembali melemah. Impact perang dagang semakin terasa bagi China apabila China tidak segera menyiapkan strategi untuk menanggulanginya.
Ancaman perlambatan ekonomi China dipandang akan memberi dampak yang cukup signifikan pada ekonomi global akibat risiko perang dagang dan prospek kebijakan moneter yang tak pasti.
Sebagai informasi, perlambatan terhadap perekonomian China dinilai cukup berdampak pada ekspor dari Indonesia.
Berdasarkan data perdagangan pada 2018, China adalah mitra dagang terbesar nomor 1 bagi Indonesia, melambatnya total perdagangan Indonesia - China selama kuartal I 2019 menjadi perhatian khusus para ekonom dan pemerintah untuk mencari alternatif lain guna menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.000 - 6.070,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (29/5/2019).

