ANALIS MARKET (13/5/2019) : Awali Pekan, Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya, ada tanda-tanda kehidupan di pasar obligasi. Setelah terpuruk selama 16 hari tak berdaya, pada akhirnya pasar obligasi terangkat naik diperdagangan Jumat (10/5) kemarin.

Namun pertanyaannya adalah, diangkat karena sudah habis masa toleransi obligasi untuk turun? Atau gejolak sesaat kenaikkan sebelum adanya penurunan kembali?

“Kami melihat bahwa kenaikkan ini lebih kepada sudah habis masa toleransi obligasi untuk turun, sehingga Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar obligasi dan Rupiah. Namun situasi dan kondisi global dan dalam Negeri tak kunjung membaik, oleh sebab itu kehati hatian merupakan hal terpenting saat ini,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (13/5/2019).

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan hari ini, Senin (13/5/2019), pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Keterbatasan ini datang dari masih banyaknya sentiment global yang kurang baik yang memberikan tekanan terhadap pasar global khususnya Emerging Market.

Ditengah-tengah pertemuan antara Amerika dan China, Trump malah menaikkan tarif impor, dari sebelumnya 10% menjadi 25% senilai $200 miliar terhadap 5.700 kategori produk berbeda.

Trump sendiri tampaknya menekan pembicaraan kesepakatan antara China tersebut agar membuat China mau menuruti keinginan Amerika.

Pada akhirnya setelah pertemuan di hari Jumat tersebut, Amerika dan China tidak memiliki kesepakatan apapun untuk disampaikan, namun setidaknya dapat menghindari kegagalan dalam negosiasi setelah kenaikkan tarif tersebut.

Trump menggambarkan bahwa pembicaraan yang kemarin berjalan dengan jujur dan konstruktif, serta negosiasi akan dilanjutkan di masa depan.

Amerika juga menginformasikan bahwa, China memiliki 3 hingga 4 minggu lagi untuk mencapai kesepakatan sebelum akhirnya Amerika memberlakukan kembali tarif tambahan sebesar $325 miliar dari impor China.

Di akhir pekan, Trump menyampaikan kembali bahwa akan sangat bijaksana, apabila China dapat bertindak sekarang untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Amerika, ketimbang China menahan kesepakatan tersebut, dan menunggu hingga Amerika kembali mengadakan pemilu tahun depan.

Namun apabila China menunggu moment tersebut, dan ternyata Trump terpilih kembali, maka syarat yang diberikan Amerika akan lebih buruk untuk China, dan tampaknya Trump sangat yakin bahwa Dia dapat memenangkan kembali Pemilu tahun depan. Robert juga menyampaikan, Amerika akan merilis rincian rencana untuk tarif tambahan senilai $300 miliar untuk Impor China.

Dari pihak China sendiri Liu He mengatakan bahwa pembicaraan berlangsung dengan baik, memang ada selisih pendapat, namun itu wajar dalam negosiasi.

“Namun demikian sejauh ini kami melihat bahwa China belum bereaksi untuk menaikkan Tariff yang sama kepada Amerika, meskipun dalam statement sebelumnya, China menyampaikan bahwa China siap melawan balik 1 menit setelah Amerika menaikkan tarif tersebut,” jelas analis Pialrmas.

Liu He juga menyampaikan bahwa, China siap untuk berkomitmen untuk mendorong reformasi dibawah arah Dewan Negara, namun sekali lagi Liu He mengatakan bahwa, China akan menolak untuk mengubah Undang Undangnya. Liu He menyampaikan bahwa, untuk kepentingan rakyat China dan Amerika, serta masyarakat seluruh dunia, China akan menangani masalah ini secara rasional.

China tidak takut, begitupun dengan masyarakat China. China membutuhkan perjanjian kerjasam yang setara dan martabat.

Liu He mengatakan bahwa untuk mencapai kesepakatan, Amerika harus menghapus semua tarif tambahan, menetapkan target pembelian barang oleh China sesuai dengan permintaan, dan sekali lagi memastikan bahwa kerjasama tersebut seimbang bagi kedua Negara.

Dari antara semua tensi tersebut, Trump mengatakan bahwa hubungan antara Trump dan Xi tetap baik, dan sangat kuat, dan negosiasi di masa depan akan terus berlanjut. Trump juga mengatakan bahwa tidak perlu terburu buru terkait negosiasi tersebut.

“Kami melihat bahwa trigger-nya sudah hilang. Yang kemarin ditunggu sebenarnya adalah, jangan sampai Amerika menaikkan kembali tarif impor tersebut, dan kesepakatan mencapai kata sepakat. Namun tampaknya, semua sudah terjadi. Sejauh ini tidak ada rencana untuk pertemuan berikutnya dalam waktu dekat. Menurut kami, bahwa apa yang diperjuangkan Liu He merupakan sesuatu yang baik, karena tetap berpegang terhadap kedaulatan China secara utuh, karena keinginan Amerika berpotensi untuk mengubah hukum yang ada. Liu He sendiri bermaksud untuk bertemu di tengah tengah sebagai bagian dari kesepakatan. Dari pihak Amerika sendiri bukannya tanpa resiko dengan menaikkan tarif seperti ini, karena tentu harga akan mengalami kenaikkan yang ditanggung oleh Perusahaan dan Konsumen. Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli,” ungkap analis Pilarmas.