Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Bergerak Turun Didorong Pelemahan Rupiah
Pasardana.id - Pada perdagangan hari Kamis, 9 Mei 2019, harga Surat Utang Negara (SUN) kembali bergerak dengan mengalami penurunan yang didorong oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat adanya sentimen negatif baik dari domestik maupun global.
Dalam riset yang dirilis Jumat (10/5/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, diperdagangan kemarin (09/5), pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak dengan mengalami penurunan terbatas yang kembali didorong oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana perubahan nilai tukar tersebut akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan dengan faktor domestik.
Adapun dari faktor eksternal datang dari perseteruan dagang antara Amerika dan China yang masih akan berlanjut sehingga membuat para pelaku pasar menjadi pesimis.
“Merespon hal tersebut, para pelaku pasar lebih memilih bermain aman dan cenderung untuk memarkirkan dananya pada instrument yang lebih aman (safe haven assets), sehingga akibatnya aset-aset keuangan di negara-negara berkembang akan mengalami tekanan, termasuk Indonesia,” jelas I Made.
Sementara itu, dari faktor domestik, sentimen negatif masih dipicu dari data cadangan devisa Indonesia yang menurun.
Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa Indonesia untuk periode April menurun sebesar USD0,2 miliar di level USD124,3 miliar (vs periode Maret sebesar USD124,5 miliar).
Lebih rinci diungkapkan, rata-rata perubahan harga Surat Utang Negara (SUN) yang terjadi sebesar 21,6 bps yang berdampak terhadap adanya kenaikan tingkat imbal hasil hingga sebesar 24,5 bps.
Adapun Surat Utang Negara seri acuan dengan perubahan harga tertinggi didapati pada tenor 10 tahun dan 15 tahun yang keduanya didapati perubahan harga sebesar 22 bps sehingga berdampak pada kenaikan tingkat imbal hasil masing-masing mencapai 3,2 bps di level 8,03% dan 2,7 bps di level 8,50%.
Selanjutnya, Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun dan 20 tahun yang mengalami koreksi harga masing-masing sebesar 9 bps dan 6 bps sehingga mendorong kenaikan tingkat imbal hasil masing-masing sebesar 2 bps di level 7,52% dan 1 bps di level 8,59%.
Sementara itu, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami perubahan yang beragam dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah naiknya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS).
Harga dari INDO24 mengalami koreksi sebesar 10,1 bps yang mendorong terjadinya peningkatan tingkat imbal hasil sebesar 2,2 bps di level 3,40%.
Hal yang sama juga dialami oleh seri INDO29 yang mengalami penurunan harga sebesar 5,5 bps sehingga berdampak pada meningkatnya tingkat imbal hasil sebesar 1 bps di level 3,89%.

