ANALIS MARKET (05/4/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Bervariasi, Aksi Wait and See Direkomendasikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya, naik tidak, turunpun tidak, membuat pasar obligasi memiliki posisi sideways pekan ini.

Naik dan turun pasar obligasi masih belum dapat dikatakan sebagai arah selanjutnya dari pasar obligasi. Namun demikian, tekanan turun masih lebih besar daripada potensi untuk kenaikkan.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Jumat (05/4/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi, dengan potensi naik dan turun sebesar 50 bps.

Angin sejuk akan berada di pertemuan antara Amerika dan China yang akan kembali berlangsung hari ini, antara Wakil Perdana Menteri China, Liu He dengan Presiden Trump.

Trump menyampaikan bahwa kesepakatan antara Amerika dan China masih belum siap, tetapi perjanjian yang sangat monumental ini akan diumumkan dalam kurun waktu 1 bulan.

Hal mendasar yang masih dibahas adalah, perlindungan kekayaan intelektual, beberapa sector dengan tarif tertentu, dan komitmen untuk menjalankan kesepakatan.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang mengatakan bahwa Presiden Trump menyatakan harapannya untuk bertemu kembali lagi dengan Presiden Xi Jinping, begitupun dengan Xi Jinping yang juga berharap untuk menjaga komunikasi dengan Trump melalui berbagai cara.

“Tadinya kami berharap bahwa di bulan April ini konflik antara Amerika dan China dapat terselesaikan, karena dapat mendorong lebih banyak lagi pergerakan Indeks Global, dan tentu saja pergerakan pasar modal dalam Negeri apalagi dibulan April ini merupakan bulan Pemilu. Namun tampaknya penyelesaian konflik antara Amerika dan China masih akan terus berlanjut hingga bulan May nanti,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (05/4/2019).

Beralih dari sana, Theresa May menyampaikan bahwa pihaknya telah mengadakan pembicaraan mengenai Brexit secara detail dan produktif dengan Partai Buruh yang dimana bagaian dari oposisi. Kedua belah pihak juga menyampaikan akan bertemu kembali.

Diskusi ini memakan waktu kurang lebih 4.5 jam. Perpisahaan Brexit yang masih terkantung-kantung ini pun mendapat perhatian dari Merkel, yang berjanji untuk menghindari Brexit yang tanpa kesepakatan saat kunjungannya ke Irlandia. Pemerintah akhirnya menggantikan enam menteri yang mengundurkan diri untuk memberikan suara menentang pemerintah atas Brexit, termasuk Sarah Newton, yang meninggalkan perannya di Departemen Pekerjaan dan Pensiun lebih dari tiga minggu lalu.

Kembali ke dalam Negeri, Bank Indonesia dipastikan akan mempertahankan suku bungannya untuk saat ini mengingat ketidakpastian global, dan akan beralih ke kebijakan makroprudensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Untuk saat ini Bank Indonesia akan melihat stabilitas eksternal dan itulah alasan Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga Bank Indonesia.

Bank Indonesia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi mungkin akan meningkat tahun ini, dan otoritas perlu bekerja lebih keras untuk meningkatkan ekspor.

Relaksasi dalam makroprudensial akan mendukung pertumbuhan dan mengarah pada kenaikkan pinjaman sebesar 12 persen tahun ini. Fokusnya adalah meningkatkan konsumsi dan investasi kita.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami masih merekomendasikan wait and see hari ini dengan potensi jual,” jelas analis Pilarmas.