ANALIS MARKET (29/4/2019) : IHSG Berpotensi Bergerak Melemah dan Ditradingkan Pada Level 6.348 – 6.453
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, focus pelaku pasar diperdagangan Senin (29/4/2019) pagi ini adalah GDP Amerika yang secara QoQ naik cukup tinggi yang membuat prediksi sebelumnya bahwa Amerika mendekati resesi tampaknya menjadi angin lalu. Namun, data Core PCE QoQ kembali turun.
Tentu hal ini seiring sejalan dengan PCE Price Index yang dirilis juga turun, yang berarti akan terus memperkecil kenaikkan tingkat suku bunga The Fed tahun ini.
Bahkan beberapa investor di Amerika mulai menggaungkan bahwa ada potensi bahwa The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya.
Spekulasi pelonggaran Bank Sentral meningkat mungkin akibat komentar para pembuat kebijakan akhir akhir ini, salah satunya adalah Charles Evans, Presiden Fed Chicago dan Robert Kaplan dari Dallas.
Penantian berikutnya adalah FOMC meeting mengenai keputusan kebijakan dan konfrensi pers The Fed pada hari Rabu nanti yang diikuti dengan konfrensi dari Pejabat The Fed pada tanggal 3 May.
Fokus berikutnya adalah pertemuan antara Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang tengah membahas bagaimana memperdalam hubungan perdagangan dan ekonomi mengenai energi, konektivitas digital, dan infrastruktur.
Amerika sedang berusaha untuk mengurangi deficit perdagangan dengan Jepang dan mendapatkan akses yang lebih dalam ke pasar pertanian negara Asia. Sedangkan dari sisi Jepang, sedang mencari perjanjian konkret mengenai tarif Amerika terhadap impor mobil, setelah sebelumnya Jepang mendapatkan pembebasan pajak mengenai baja dan aluminium.
Trump dan Abe bertemu setelah Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi bertemu dengan Robert Lightizer di Washington pada hari Kamis.
Ditempat yang terpisah, Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso juga mengadakan diskusi dengan Menteri keuangan Steven Mnuchin. Dalam pembicaraan itu, Jepang menentang usaha Amerika untuk mengaitkan kebijakan perdagangan dengan mata uang.
Trump dan Abe akan membahas prioritas pertemuan G20 akhir tahun ini yang diadakan di Osaka.
Sementara Bursa China tampaknya akan terus tertekan khususnya minggu ini. Nilai saham dan obligasi terus mengalami penurunan.
Indeks Saham Shanghai sendiri telah turun 5.6% sejak October tahun lalu. Ditengah tekanan yang tengah dihadapi oleh China, para pelaku pasar dan investor berharap ada pembicaraan lanjutan mengenai perang dagang tersebut, yang konon telah diprediksi akan disepakati pada akhir minggu di bulan April.
Hal yang dinantikan pula adalah laporan emiten yang akan keluar pekan ini. Ditengah turunnya Bursa China, Presiden Xi Jinping juga menjadi tuan rumah sekitar 5.000 delegasi dari seluruh dunia yang menghadiri forum Belt and Road di Beijing, untuk membahas proyek infrastruktur.
Sejauh ini, sudah ada 8 kepala negara yang berniat untuk ikut ambil bagian dalam proyek ini. Kami melihat China sedang membangun visi jangka Panjang.
Pada pekan ini, pasar menanti rilis data ekonomi dalam negeri, yaitu inflasi. Inflasi MoM diprediksi naik dari sebelumnya 0,11% menjadi 0,13% dan secara YoY naik dari sebelumnya 2,48% menjadi 2.50%.
BI meyakini tekanan inflasi selama bulan Ramadhan akan tetap terkendali seiring dengan diterapkannya sejumlah strategy oleh tim pengendali inflasi.
Selain itu, BI juga melihat potensi inflasi secara keseluruhan pada tahun 2019 turun dari proyeksi awal yang sebesar 3.5% dari kisaran yang ditetapkan 2.5% - 4.5%.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.348 – 6.453,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (29/4/2019).

