ANALIS MARKET (24/4/2019) : IHSG Berpotensi Bergerak Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentimen kali ini akan hadir dari Brexit.

Theresa may akan menyiapkan strategi baru ditengah keputusasaan dalam mengupayakan Brexit. Jangan sampai kesepakatan yang disiapkan akan ditolak kembali untuk yang ke 4 kalinya, dan batas waktunya hanya 1 bulan.

Kali ini May akan mencoba untuk memasukkan beberapa undang undang agar dapat masuk kedalam kesepakatan. Hal ini patut dicoba meskipun deadlinenya sudah hampir tiba.

Bank of Japan juga merilis data inflasi naik dari sebelumnya 0,4% menjadi 0,5%. Selanjutnya sebanyak 48 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Bank Sentral Jepang tersebut akan kembali melonggarkan kebijakan atau mengucurkan stimulus moneter, pengumuman kebijakan moneter BOJ hari Kamis (25/4/19) pekan ini.

Beralih dari sana, Komite Stabilitas Sistem Keuangan kemarin melaporkan kondisi stabilitas keuangan Indonesia sepanjang kuartal I tahun 2019 dalam kondisi terjaga.

Kesimpulan ini berdasarkan hasil pemantauan lembaga anggota KSSK yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.

KSSK menyampaikan, dari sisi domestik tantangan yang dihadapi adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.

KSSK terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter, fiskal, makroprudensial, mikroprudensial, dan penjaminan simpanan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Di bidang moneter, Gubernur Bank Indonesia mengatakan akan fokus pada kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya guna mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Tidak hanya itu saja, Bank Indonesia juga menempuh berbagai kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik.

Di antaranya, operasi moneter seperi FX swap, kebijakan makroprudensial yang akomodatif, mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, memperkuat kebijakan sistem pembayaran.

Dari sisi APBN terdapat trend yang positif, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara.

Fokus berikutnya masih menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Indonesia yang akan diadakan pada esok hari. Meskipun kami meyakini bahwa masih belum adanya pemangkasan tingkat suku bunga, namun besar harapan kami bahwa tingkat suku bunga dapat dipangkas pada Semester kedua nanti.

Selain itu, dari Presiden Joko Widodo kembali menekankan reformasi struktural dan reformasi birokrasi. Hal itu diungkapkan saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Bogor. Reformasi birokrasi tersebut merupakan kunci dari peningkatan di bidang investasi dan ekspor.

Sementara masih rendahnya ekspor disebabkan karena produk ekspor masih merupakan bahan mentah. Oleh karena itu, Jokowi meminta agar membuka peluang investasi bagi industri hilir dari komoditas di Indonesia.

Dengan adanya keseriusan pemerintah terkait memperbaiki kualitas ekspor kami meyakini hal tersebut dapat berdampak bagi pertumbuhan jangka panjang, namun untuk saat ini pemerintah perlu untuk dapat meyakinkan investor masuk dan berinvestasi di Indonesia guna mempercepat realisasi dari target pertumbuhan yang sudah dicanangkan pemerintah.

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.417-6.514,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (24/4/2019).