ANALIS MARKET (01/4/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id -  Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mencoba bertahan ditengah-tengah tingginya potensi kenaikkan imbal hasil.

Meskipun pada akhirnya pasar obligasi tidak bergerak kemana-mana, namun hal seperti ini hanya membuat pasar obligasi menjadi tidak fluktuatif.

Namun sejak dari bulan Oktober 2018, pasar obligasi terus mencatatkan kenaikkan yang cukup baik, pertanyaan yang terpenting adalah, apakah ini stabil ditengah-tengah ketidakpastian yang akan menerpa dalam beberapa bulan kedepan?

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (01/4/2019) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Sentimen akan datang dari Brexit, dimana Parlemen telah memutuskan kembali untuk menolak Theresa May untuk ketiga kalinya, hal ini tentu memperdalam krisis politik yang muncul dari proses Brexit itu sendiri. May akan mundur sementara saat ini, sementara Parlemen akan mencoba untuk mencari jalan keluar tanpa May pekan ini.

Theresa May sendiri ingin Inggris menghindari untuk mengambil bagian dalam pemilihan Eropa pada tanggal 23 Mei, namun disatu sisi, Inggris sebenarnya saat ini harus keluar dari blok Uni Eropa pada tanggal 12 April.

Waktu yang sempit ini tidak cukup untuk menyetujui, membuat Undang Undang dan meratifikasi kesepakatan. Hal ini akan semakin memperkeruh suasana yang akan terjadi dalam beberapa pekan kedepan.

Beralih kepada proses perang dagang, para negosiator Amerika dan China menyampaikan bahwa mereka telah membuat kemajuan baru kemarin.

Kedua pihak membahas kata kata dari perjanjian yang dirancang agar dapat diajukan kepada Presiden Trump dan Xi Jinping. Robert dan Steven menyampaikan bahwa pertemuan mereka di Beijing untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan dalam teks versi Inggris dan Mandarin.

Proses selanjutnya akan diikuti oleh Wakil Perdana Menteri Liu He yang dijadwalkan untuk ke Washington pekan depan.

Pernyataan lebih lanjut juga disampaikan oleh Kudlow, yang dipertaruhkan adalah kesepakatan yang bisa menyelesaikan konflik yang dapat mengguncang pasar dan membayangi perekonomian global.

Presiden Trump berfokus kepada kesepakatan yang baik daripada resolusi dalam waktu yang singkat. Kedua pejabat tersebut telah sepakat untuk mempertahankan posisi yang setara bagi kedua belah pihak.

Yellen turut menyampaikan pandangannya terkait dengan potensi resesi yang akan terjadi di Amerika. Menurutnya, ekonomi Amerika tidak mungkin tergelincir kedalam resesi dalam waktu dekat dan sejauh ini tidak ada alasan untuk The Fed memangkas suku bunganya.

Hal tersebut pun diamini oleh Presiden Fed New York, John Williams yang menyampaikan bahwa tidak perlu khawatir akan resiko yang ditandai oleh naiknya imbal hasil obligasi.

Ada banyak alasan bahwa itu merupakan prediksi resesi dimasa lalu, namun hal itu tidak akan berlaku hari ini. Perlambatan ekonomi adalah sesuatu yang sudah lama kita perkirakan, namun itu bukan resesi. Hal ini meredakan ketegangan ditengah tingginya sentiment akan potensi resesi.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (01/4/2019).