Pelemahan Rupiah Jadi Katalis Penurunan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kamis Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Perubahan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, tanggal 28 Maret 2019 kemarin, bergerak dengan mengalami penurunan di tengah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat perkembangan sentimen Brexit dan tingginya persepsi risiko di Turki.

Dalam riset yang dirilis Jumat (29/3/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan hari Kamis tanggal 28 Maret 2019 kemarin, bergerak dengan mengalami penurunan ditengah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana kondisi Dollar Amerika menguat terhadap sebagian besar mata uang regional.

Hal ini membuat para investor menjadi lebih pesimis dan cenderung beralih ke aset yang lebih aman (safe haven asset) di negara-negara maju.

Selain itu, sentimen negatif juga datang dari isu Brexit dan naiknya persepsi risiko di Turki. Para investor global masih menantikan isu Brexit selanjutnya, dimana saat ini Uni Eropa juga masih menunggu atas pemungutan suara terkait Brexit yang terjadi di parlemen Inggris. 

Tidak adanya dukungan Brexit di parlemen menambah peluang Inggris untuk tetap di bagian Uni Eropa setidaknya hingga 12 April mendatang. Selanjutnya, peningkatan risiko terjadi di Turki dimana angka CDS (Credit Default Swap) di turki meningkat sebesar 50,65% sebulan terakhir ini.

“Turki memiliki pengaruh yang besar dalam indeks obligasi pasar negara berkembang, sehingga akibat dari kenaikan persepsi risiko tersebut, akan berdampak pula pada pasar uang di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, pada perdagangan kemarin hari Kamis, tanggal 28 Maret 2019 kemarin, rata-rata perubahan harga Surat Utang Negara sebesar 26 bps yang mendorong kenaikan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9,5 bps.

Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan semua serinya mengalami koreksi harga yang berkisar antara 26 bps hingga 51 bps mengakibatkan adanya kenaikan tingkat imbal hasil hingga 6,9 bps.

Adapun kenaikan tingkat imbal hasil terbesar didapati pada Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun sebesar 7 bps di level 7,118% yang didorong oleh menurunnya harga sebesar 31 bps.

Selanjutnya, untuk seri acuan ddengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 5,1 bps dilevel 8,151% yang diakibatkan oleh turunnya harga sebesar 51 bps.

Adapun untuk seri acuan bertenor 15 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 4,6 bps dilevel 8,085% dan 3,6 bps dilevel 7,637% yang berdampak setelah terjadinya penurunan harga sebesar 40 bps dan 26 bps.

Disisi lain, perubahan harga pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika mengalami penurunan ditengah tingkat imbal hasil US Treasury yang mengalami penguatan.

Adapun untuk seri INDO24 mengalami penurunan harga sebesar 4,1 bps yang berdampak kepada kenaikan imbal hasil sebesar 0,8 bps di level 3,483%. Selanjutnya untuk seri INDO29 dan INDO44 mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 25,8 bps dan 34,1 bps yang mengakibatkan terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 3 bps di level 3,868% dan 2 bps di level 4,785%.

Adapun untuk seri INDO49 mengalami koreksi harga sebesar 26,3 bps sehingga berdampak kepada kenaikan imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 4,665%.