Volume SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp20,76 Triliun dari 39 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Rabu (13/3/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (12/3) mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp20,76 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan.
Adapun Surat Utang Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,27 triliun dari 114 kali transaksi di harga rata - rata 102,98% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 dan FR0079 masing-masing senilai Rp3,62 triliun dari 101 kali transaksi di harga rata - rata 102,57% dan Rp3,32 triliun dari 137 kali transaksi di harga rata - rata 101,80%.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih besar daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,61 triliun dari 69 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Adapun untuk seri Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (FIFA03ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp273,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,95% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri B (FIFA03BCN5) dan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2018 (TBIG03CN2) masing-masing senilai Rp240,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,95% dan Rp130,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata-rata 100,01%.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin (12/3), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami penguatan sebesar 26 pts (0,18%) di level 14265,00 per Dollar Amerika.
Pergerakan nilai tukar Rupiah mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14240,00 hingga 14278,00 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami penguatan seiring dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang menguat terhadap mata uang Dollar Amerika.
Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan sebesar 0,35% diiringi dengan mata uang Baht Thailand (THB) dan mata uang Rupee India (INR) yang juga mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,29% dan 0,23%. Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,96% kemudian diikuti dengan nilai tukar mata uang Yen Jepang (JPY) yang mengalami koreksi sebesar 0,11% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penguatan sehingga berada di level 2,61%, hal yang sama juga terjadi pada US Treasury bertenor 30 tahun yang mengalami penguatan sehingga berada di level 2,995%.
Kenaikan US Treasury ini terjadi ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak bervariasi dimana indeks DJIA ditutup melemah sebesar 38 bps sehingga berada pada level 25554,66, sedangkan indeks NASDAQ ditutup mengalami penguatan sebesar 44 bps sehingga berada pada level 7591,03.
Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dan obligasi Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami pelemahan masing-masing di level 1,152% dan 0,051%.
Adapun untuk obligasi Inggris (Gilt) dan obligasi Jerman (Bund) dengan tenor 30 tahun, keduanya juga mengalami penurunan masing-masing pada level 1,681% dan 0,713%.

