Volume SUN Diperdagangan Senin Sebesar Rp4,53 Triliun dari 41 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Selasa (26/2/2019) menyebutkan, volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan diperdagangan Senin (25/2) kemarin, tercatat sebesar Rp4,53 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.

Adapun untuk volume perdagangan Surat Utang Negara dengan volume tertinggi didapati pada seri FR0073 sebesar Rp3,00 triliun dari 31 kali transaksi dan kemudian dilanjutkan dengan Surat Utang Negara dengan seri FR0077 dan FR0078 masing-masing sebesar Rp1,35 triliun dari 41 kali perdagangan dan Rp1,27 triliun dari 51 kali transaksi.

Sedangkan untuk perdagangan Sukuk Negara, volume Project Based Sukuk terbesar didapati pada seri PBS014 senilai Rp330,96 miliar dari 8 kali transaksi dan diiringi oleh volume Project Sukuk Negara seri PBS005 dan seri PBS016 masing-masing sebesar Rp220,00 miliar dari 5 kali transaksi dan Rp78,00 miliar untuk 7 kali perdagangan.

Disisi lain, pada perdagangan Senin (25/2), volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan sebesar Rp1,60 triliun dari 41 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A (ASDF04ACN2) senilai Rp799,50 miliar dari 39 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2019 Seri A (SMFP04ACN7) dan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2017 Seri B (SMFP04BCN1) masing-masing senilai Rp395,00 miliar dari 11 kali transaksi dan Rp50,00 miliar untuk 2 kali transaksi.

Adapun untuk seri Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 (BIIF01ACN3) mencatat volume perdagangan sebesar Rp38,00 miliar untuk 1 kali transaksi.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menguat sebesar 40 pts (0,29%) di level 14018,00 per Dollar Amerika.

Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi pada sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13990,00 hingga 14021,00 per Dollar Amerika.

Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami penguatan seiring dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap mata uang Dollar Amerika. Adapun yang mengalami penguatan tertinggi didapati pada mata uang Reminbi China (CNY) sebesar 0,41% diiringi dengan mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan mata uang Rupiah Indonesia yang juga mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,38% dan 0,29% terhadap Dollar Amerika.

Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan didapati pada mata uang Dollar Hongkong (HKD) sebesar 0,01% dan mata uang Peso Filipina pada perdagangan kemarin tidak mengalami perubahan terhdap mata uang Dollar Amerika.

Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps yang berada pada level 2,663%, hal yang sama juga terjadi pada US Treasury bertenor 30 tahun yang mengalami penurunan sebesar 0,7 bps yang berada pada level 3,025% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak menguat.

Indeks NASDAQ ditutup menguat sebesar 36 bps sehingga berada pada level 7554,46 dan untuk indeks DJIA juga ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 23 bps sehingga berada pada level 26091,95.

Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penguatan masing-masing di level 1,185% dan 1,725% sedangkan obligasi Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing di level 0,105% dan 0,734%.