Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp16,92 Triliun dari 41 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian MNC Securities yang dirilis Kamis (21/2/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Rabu, tanggal 20 Februari 2019 kemarin, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp16,92 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.

Adapun Surat Utang Negara pada seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,20 triliun dari 12 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Surat Utang Negara seri FR0077 senilai Rp2,11 triliun dari 38 kali transaksi.

Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp755 miliar dari 10 kali transaksi kemudian diiringi oleh Project Based Sukuk seri  PBS016 dengan volume sebesar Rp301,00 miliar untuk 4 kali transaksi.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,02 triliun dari 50 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.

Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B (TINS01BCN1) didapati surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar yaitu sebesar Rp176,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Selanjutnya volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 (TPIA02CN1) sebesar Rp175,00 miliar dari 4 kali perdagangan dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BNGA02ACN4) sebesar Rp140 miliar untuk 3 kali transaksi.

Berikutnya, untuk surat utang korporasi dengan volume Rp75,00 miliar dari 1 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2019 Seri A (SMFP04ACN7).

Sementara itu, nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 62 pts (0,43%) di level 14042.

Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi pada kisaran 14042 hingga 14083.

Adapun penguatan tersebuat terjadi sepanjang sesi perdagangan. Rupiah mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika ini ditengah penguatan nilai tukar mata uang regional dimana penguatan nilai tukar mata uang tertinggi didapati pada mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,58% yang kemudian diikuti oleh penguatan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,55%.

Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada pelemahan mata uang Yen Jepang (JPY) dan mata uang Dollar Hongkong (HKD) masing-masing sebesar 0,12% dan 0,01% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama pada surat utang dari negara - negara maju yang dianggap sebagai safe haven asset di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham global.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan penurunan masing - masing di level 2,645% dan 2,996%.

Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun juga mengalami penurunan masing-masing di level 0,10% dan 0,726%.

Hal yang sama juga terjadi pada surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun yang mengalami penurunan masing-masing di level 1,178% dan 1,704%.