ANALIS MARKET (21/2/2019) : Rupiah Berpotensi Menguat Menuju Kisaran Antara Rp14.000 - Rp14.040 per USD
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, ada potensi indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ terlihat dari indeks futuresnya yang bervariasi, tetapi dengan kecenderungan naik terbantu sentimen naiknya indeks di bursa global semalam dan harga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini.
Adapun mata uang kuat Asia, yen HK dolar, dan Sin dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.
“Kondisi tersebut bisa menjadi sentimen penguatan Rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp14.000 - Rp14.040 per USD (kurs tengah Bloomberg),” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Kamis (21/2/2019).
Lebih lanjut, riset SAM juga menyoroti Defisit APBN 2019 pada bulan Januari 2019 yang tercatat sebesar Rp.45,8 triliun – membesar dibandingkan defisit pada Janauri 2018 yang sebesar 37,7 triliun. Membesarnya defisit ini karena penerimaan Negara hanya naik dari Rp.101,7 triliun pada Januari 2018 menjadi Rp.108,1 triliun pada Janauri 2019. Kenaikan yang tertahan ini karena menguatnya rupiah dan turunnya harga minyak mentah dibandingkan asumsi APBN 2019. Sedangkan di sisi belanja Negara tercatat meningkat dari Rp.139,4 triliun pada Janauri 2018 menjadi Rp.153,8 triliun pada Januari 2019.
Sementara dari eksternal, minutes meeting The Fed pada 29-30 Januari 2019 lalu mencatat suku bunga The Fed (FFR) sudah mencapai tingkat netral, yang artinya The Fed tidak akan menaikkan FFR tahun ini atau tetap pada 2,25% - 2,5%. Indeks saham naik dan imbal hasil TB AS tenor 2 tahun turun.

