Masuk Proyek Strategis Nasional, Pertamina Kebut Pembangunan Enam Kilang Minyak
Pasardana.id - PT Pertamina (Persero) mengejar tenggat pembangunan enam kilang yang masuk dalam proyek strategis nasional. Sejumlah langkah percepatan ditempuh agar kilang-kilang itu bisa beroperasi paling lambat pada 2026.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan ada empat proyek RDMP dilakukan percepatan. Di antaranya Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Dumai.
Tallulembang menjelaskan untuk Kilang Balikpapan, konstruksi proyek itu sudah berjalan sejak Februari 2019 dan kini mencapai 9 persen dari rencana capaian awal sebesar 6 persen.
Menurut Tallulembang, proyek tersebut sudah berjalan sesuai target. Dia optimistis kilang bisa selesai pada Juni 2023 dan beroperasi penuh setahun kemudian.
Pertama proyek RDMP Kilang Balikpapan nantinya akan meningkatkan kapasitas kilang tersebut yang saat ini mengolah dan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 560 ribu bph. Selain itu meningkatkan kualitas produk dari EURO II ke EURO V.
Sementara itu, Pertamina masih berdiskusi dengan mitra dari Timur Tengah untuk menggarap RDMP Dumai. Ignatius menargetkan pada Desember mendatang akan ada perjanjian kerjasama untuk mengembangkan kapasitas kilang dari 140 ribu barel per hari menjadi 300 ribu barel.
"Awal tahun depan bank feasibility dan 2027 bisa memulai operasi," katanya, di Kantor Pusat Pertamina, Rabu, (6/11/2019).
Proyek lainnya yang juga dalam tahap negosiasi adalah RDMP Cilacap. Pertamina dan Aramco tengah menunggu hasil perhitungan valuasi. Kedua pihak ditargetkan mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun ini.
Terakhir, Kilang Balongan juga siap untuk dilakukan penandatanganan kontrak untuk teknik pengadaan dan konstruksi atau engineering, procurement, and construction (EPC). Pembangunan kilang ini di tahap pertama ditargetkan rampung pada 2022.
Proyek RDMP Kilang Balongan nantinya akan meningkatkan kapasitas kilang tersebut yang saat ini mengolah dan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 125 ribu barel per hari (bph) menjadi 150 ribu bph. Selain itu meningkatkan kualitas produk dari EURO II ke EURO V. Serta juga terintegrasi dengan petrokimia dengan target produksi satu juta ton per tahun.

