ANALIS MARKET (29/11/2019) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Alami Penurunan
Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, menjelang akhir pekan, pasar obligasi mencatatkan penurunan meskipun masih dalam batas wajar.
Obligasi jangka pendek masih mencatatkan kenaikkan, meskipun menurut kami tidak signifikan. Ditengah tengah tingginya sentiment volatilitas, wajar apabila para pelaku pasar dan investor lebih memilih obligasi yang memiliki jangka waktu pendek, sehingga membuat harganya terapresiasi.
“Namun demikian, situasi dan kondisi pasar saat ini yang dinilai kurang kondusif diperkirakan mampu akan memberikan tekanan yang lebih besar kepada pasar obligasi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (29/11/2019).
Adapun sentimen yang menjadi sorotan pelaku pasar di akhir pekan ini, yaitu;
1.KETIKA EGO MENGALAHKAN RASA
Pada akhirnya, China mulai bereaksi setelah Trump menandatangani perjanjian tersebut. China memanggil Duta Besar Amerika Terry Branstad melalui Le Yucheng, Wakil Menteri Luar Negeri yang dimana China mengatakan, berhentilah mencampuri urusan Hongkong. China memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan memperburuk hubungan dan meningkatkan resiko yang akan mempengaruhi kerja sama di bidang yang sangat penting. Kementrian Luar Negeri China juga mengatakan bahwa Amerika memiliki niat yang jahat dan gerombolannya pasti akan gagal setelah Trump menandatangani RUU tersebut menjadi sebuah undang undang. Sekali lagi China menekankan kepada Amerika bahwa jangan meremehkan tekad China untuk melindungi kemakmuran dan stabilitas Hongkong, dan jangan sekali sekali meremehkan kepercayaan kami untuk melindungi Hongkong yang memiliki 1 Negara dengan 2 system kebijakan. China mengatakan bahwa Amerika tengah menciptakan realitas palsu, memberikan kebingungan mana yang benar dan yang salah. China menyarankan Amerika untuk tidak bertindak sewenang wenang atau China akan dengan tegas melawan dan Amerika harus menanggung semua konsekuensi yang dihasilkan. Hal ini spontan langsung ditambahkan oleh Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times yang dikelola oleh Pemerintah, yang dimana mengatakan bahwa China sedang menempatkan para pembuat undang undang tersebut untuk masuk ke dalam daftar larangan masuk. China mengatakan bahwa untuk menghormati Trump, Amerika dan rakyatnya, China sedang mempertimbangkan untuk menempatkan para perancang Undang Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di Hongkong untuk masuk ke dalam daftar larangan masuk. China melarang mereka untuk masuk ke China, Hongkong, dan Macao. Seakan kata kata ini sama seperti yang diucapkan oleh Trump, cukup pedes memang kata katanya, cuma menurut kami masih dalam batas wajar. Kemarin Trump sempat mengatakan bahwa, dirinya tidak ingin hubungan antara Amerika dan China keluar jalur, namun kalau di bayangkan sekarang sepertinya sudah keluar jalur. Dia menyatakan keprihatinannya dengan bagian bagian yang justru tidak ditentukan dari Undang Undang yang baru. Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, bahwa hal ini akan membuat demonstran Hongkong berada di atas angin. Para Demonstran tersebut menyambut baik RUU tersebut dan berkumpul di jantung kota Hongkong pada hari Kamis lalu. Mereka langsung mengadakan rapat umum sebagai tanda terimakasih kepada kongres Amerika dan Trump yang telah membuat RUU tersebut menjadi sah. Situasi dan kondisi semakin keruh, oleh sebab itu pasar akan terus menantikan apa yang akan dilakukan oleh China kepada Amerika selanjutnya.
2.APAKAH CHINA MASIH PUNYA GIGI?
Sejauh ini meskipun China mengadakan tekanan terhadap Amerika, namun sejauh ini kami melihat masih dalam batas batas yang normal, karena disatu sisi perekonomian China terus mengalami pelemahan. Dan sejauh ini China berada dalam fase ekonomi yang paling lambat dalam kurun waktu 3 decade. Sejauh ini kami belum mengukur seberapa besar dampak dari pertikaian tersebut kepada kemampuan China untuk membalas. Namun demikian, meskipun China mengadakan Perang pembalasan, apakah China siap untuk menghadapi Amerika? Karena sejauh ini kami melihat bahwa China masih kurang punya “gigi” untuk bisa menggigit balik China. Masalah Undang Undang tersebut pasti akan dibahas dalam meja negosiasi bersama Amerika. Kami berharap bahwa ada kedewasaan antara Amerika dan China, namun kami melihat China juga terlalu banyak mengalah terkait dengan hubungannya dengan Amerika. Oleh sebab itu, kami tentu berharap bahwa China bisa mengigit balik Amerika dengan menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh China sejak dulu, agar Amerika tahu bahwa China juga memiliki kapasitas untuk mengigit balik. Tidak serta merta hanya melakukan gertakan dan ancaman. Cinta yang dirajut dalam kurun waktu 19 bulan, tampaknya mulai memudar. Oleh sebab itu marilah kita jangan berharap banyak terhadap kesepakatan ini karena hal ini akan menjadi sumber ketidakpastian bagi pasar baik penutupan tahun ini maupun tahun depan.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume kecil,” sebut analis Pilarmas.

