Bahlil Bahadalia : Indonesia Belum Jadi Surga Bagi Investasi

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai Indonesia belum bisa mengambil manfaat dari bergejolaknya situasi global, khususnya dalam hal investasi. Dia bilang persoalannya karena Indonesia belum bisa menjadi surga bagi investor.

"Negara kita belum menjadi surga bagi investasi, sehingga larinya ke Vietnam," ujar Bahlil Bahadalia dalam Rapat Koordinasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Seluruh Indonesia di Jakarta, Senin (18/11/2019).

Di depan 123 peserta rapat koordinasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi seluruh Indonesia, Bahlil memaparkan kondisi global yang sedang bergejolak tak selamanya merugikan. Namun, justru membawa untung bagi Indonesia.

"Harusnya kalau kita gaet (investasi), investasi di Indonesia itu mampu menggarap pasar negara-negara lain. Tapi, Vietnam lebih dipilih oleh China ketika terjadi perang dagang. Apa yang terjadi pada bangsa ini?" katanya.

Bahlil mengemukakan Indonesia bisa meniru Vietnam terkait pelayanan perizinan usaha yang baik. Menurut dia, Vietnam banyak dilirik investor karena lembaga sejenis BKPM di negara itu fungsinya bukan untuk tempat curhat melainkan memberikan solusi atas masalah investasi.
"Kenapa Vietnam begitu cepat, karena Vietnam itu BKPM-nya bukan tempat klinik untuk curhat-curhatan. BKPM di sana, orang menyampaikan masalah, maka lembaga di sana mengeksekusi masalah. Pengusaha kan perlu kepastian," katanya.
Bahlil menambahkan saat ini sebanyak 24 perusahaan siap berinvestasi sebesar Rp708 triliun ke Indonesia. Perusahaan tersebut siap masuk ke berbagai sektor usaha. Namun, tidak jarang investasi hanya berakhir pada level komitmen karena hambatan berinvestasi yang cukup besar.
 
"Dengan rumitnya regulasi sektoral, berbelit-belit, membuat banyak investor ini balik badan kembali ke negaranya masing-masing. Dia bertahun-tahun susah dapat selembar surat. Jangankan pengusaha luar, investor dalam negeri pun bisa lari," ucap Bahlil.
 
Bahlil mengatakan BKPM akan fokus membenahi persoalan domestik. Dia menjelaskan bahwa promosi tetap jalan meskipun strateginya berubah.
 
"Bayangkan kalau yang investasi Rp708 triliun itu sukses. Ini mereka akan jadi promotor kita di luar negeri. Mereka tidak lagi merasa ditipu-tipu," jelas dia.