ANALIS MARKET (01/11/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah Terbatas dan Ditradingkan Pada Level 6.177 – 6.298
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis (31/10) kemarin, IHSG ditutup melemah 67 poin atau sebesar 1,07% ke level 6.228. Sektor industri industri pertambangan, infrastruktur, industri dasar, dan keuangan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 599 miliar rupiah
Adapun sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar di akhir pekan ini, di awali dari;
1.Trump Mencari Lokasi Baru Penandatanganan Fase Pertama Kesepakatan
Bagi yang masih deg degan mengenai ketidakpastian penandatanganan kesepakatan antara Amerika dan China, boleh sedikit bernafas lega. Pasalnya, Trump mengatakan bahwa lokasi penandatanganan Fase Pertama dari kesepakatan parsial antara Amerika dan China akan segera diumumkan, setelah sebelumnya Chilli menolak untuk mengadakan KTT Ekonomi Asia Pacific. Trump juga mengatakan bahwa Trump dan Xi Jinping akan segera melakukan tanda tangan! Mantab, namun kami berharap bahwa hal ini tidak merupakan sebuah gimmick belaka yang sudah terjadi sebelumnya. Trump juga mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan fase pertama mewakili secara keseluruhan perjanjian jangka panjang, meskipun sebelumnya China ragu untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif dengan Amerika karena sifat impulsive dari Trump. Trump juga menambahkan bahwa fase kedua akan segera dimulai begitu fase pertama di tanda tangani. Dalam perjanjian pertama, Amerika dan China akan membahas masalah masalah kekayaan intelektual dan jasa keuangan, termasuk janji China untuk membeli $40 miliar hingga $50 miliar produk pertanian. Kesepakatan tersebut juga membahas mengenai pembatalan kenaikkan tarif pada bulan October 2019 lalu senilai $250 miliar, namun pembatalan mengenai kenaikkan tarif pada bulan December 2019 belum disampaikan lebih lanjut.
2.DPR Amerika Resmi Menyetujui dan Menyelidiki Trump
Ditengah tengah sentiment positif yang terus berusaha menjaga optimisme Bursa Global, DPR Amerika pada akhirnya pada hari Kamis lalu telah menyetujui dan melanjutkan proses penyelidikan mengenai pemakzulan Trump. Dalam voting tersebut, 232 – 196 telah memilih, dan sepakat bahwa proses tersebut harus di lanjutkan. Trump menjadi Presiden ke 4 yang mengalami sasaran impeachment, namun 2 dari 4, yaitu Bill Clinton dan Andrew Johnson meskipun ada upaya, namun tidak dihukum oleh Senat. Hal ini memberikan Trump tantangan baru menjelang pemilihan, disatu sisi Trump harus menjaga Partai Republik untuk tetap Bersatu agar Trump tetap terpilih sebagai pilihan utama, disatu sisi Trump juga harus menjaga para pendukungnya. Well, mungkin bagi China hal ini merupakan menjadi salah satu berita yang bagus untuk bisa berharap Trump turun dari posisinya, dan digantikan dengan seseorang yang mungkin bisa memberikan kenyamanan lebih dalam berkomunikasi antara China dan Amerika.
3.Bank of Japan, Unchanged!
Meskipun pandangan terkait Bank Sentral Jepang tidak terlalu di pedulikan oleh pasar, namun tentu akan menjadi perhatian tersendiri terkait dengan upaya Bank Sentral untuk memberikan dorongan terhadap perekonomiannya. Bank of Japan tidak mengubah tingkat suku bunga saat ini, karena mereka meniliai bahwa ekonomi saat ini tidak memerlukan stimulus tambahan. Bank Sentral Jepang mengatakan bahwa mereka memperkirakan tingkat suku bunga jangka pendek dan panjang akan tetap berada pada level saat ini. Hal ini memberikan indikasi bahwa tingkat suku bunga rendah Bank of Japan akan berada di level saat ini hingga musim semi 2020, dan tidak banyak memberikan ruang gerak untuk mengalami perubahan. Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa Dia masih memiliki ruang untuk melakukan pengurangan tingkat suku bunga ke tahap negative jika memang itu diperlukan. Perbedaan yang mendasar dari Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa adalah Bank Sentral Eropa bergerak dan mengambil tindakan setelah mendapatkan data, namun berbeda dengan Bank of Japan yang masih berusaha untuk menunda atau menahan tindakan. Mereka cenderung menunggu terkait dengan situasi dan kondisi yang akan terjadi, meskipun mereka tahu mereka harus melakukan sesuatu. Saat ini Bank of Japan harus berjuang melawan persepsi bahwa mereka telah kehabisan amunisi kebijakan untuk mendorong inflasi.
4.Kinerja Positif Dari Foreign Direct Investment
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi kuartal III-2019 Indonesia. Dalam rilisnya realisasi investasi kuartal III 2019 tumbuh 18,4% YoY, jika dibandingkan dengan tahun dimana realisasi investasi di kuartal III mencapai Rp 205,7 triliun, Raihan tersebut naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 173,8 triliun. Raihan tersebut ditopang oleh oleh realisasi investasi asing yang tumbuh sebesar 17,8% YoY dan realisasi investasi domestik (PMDN) yang tumbuh sebesar 18,9% YoY. Kami melihat dengan selesainya periode pemilu dan stabilitas politik yang mereda pada kuartal III berdampak pada kembalinya keinginan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Tentunya hal yang juga harus diperhatikan adalah upaya pemerintah guna menangani deficit neraca berjalan pada periode IV hingga pertengahan kuartal II 2020. Tahun 2020 diharapkan lebih sedikit tekanan baik dari eksternal maupun internal, sehingga kinerja ekspor dapat pulih dan berdampak pada meningkatnya permintaan di negara – negara mitra dagang Indonesia. Kondisi tersebut tentunya dapat berdampak positif baik bagi riil sektor maupun finansial setor.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 6.177 – 6.298,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (01/11/2019).

