Penyaluran Kredit Bank Ina Perdana Pada 9M2019 Naik 30,43 Persen

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencatat penyaluran kredit selama sembilan bulan pertama tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 30,43% menjadi Rp 2,29 triliun.

Selain itu, total asset perseroan juga ikut mengalami peningkatan 17,36% menjadi Rp 4,52 triliun.

"Secara umum pencapaian kinerja Perseroan pada Tahun Buku 2019 semakin membaik dibandingkan dengan Tahun Buku 2018," ujar Kiung Hui Ngo, Direktur Keuangan PT Bank Ina Perdana Tbk dalam siaran pers, Rabu (30/10).

Dijelaskan, dalam kondisi perekonomian Indonesia yang belum sepenuhnya kondusif, Bank Ina tetap mampu mencatatkan pertumbuhan total aset pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 4,52 triliun, atau meningkat 17,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang terutama didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang meningkat 23,47%, dari Rp 2,53 triliun di akhir tahun 2018 menjadi Rp 3,135 triliun di akhir September 2019.

"Sementara untuk dana-dana yang belum tersalurkan ke kredit, dioptimalkan penempatannya di Surat Berharga Obligasi Pemerintah dan Korporasi, Penempatan pada Bank Indonesia, serta Penempatan pada Bank Lain," ungkap Kiung Hui Ngo.

Adapun untuk rasio-rasio keuangan penting perusahaan pada tahun 2019 antara lain: rasio CAR tercatat sebesar 42%, mengalami penurunan dibanding September 2018 sebesar 59,80%. Penurunan tersebut seiring dengan penyaluran kredit dan penempatan pada surat berharga yang dilakukan Bank sepanjang tahun 2019.

Rasio Kredit terhadap Pendanaan (LFR) pada tahun 2019 adalah sebesar 73,18%, naik dari tahun 2018 yang sebesar 68,64%. Hal ini karena penyaluran Kredit lebih tumbuh dibandingkan dengan penghimpunan DPK.

Adapun rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross per akhir September 2019 naik menjadi 4,52% dari 4,15% pada tahun 2018, akibatnya, NPL net menjadi 3,07%, sedangkan tahun 2018 yang sebesar 2,24%. 

Sejalan dengan peningkatan aset produktif, pendapatan bunga bersih juga mengalami peningkatan 9,04%, dari Rp 105,90 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 115,48 miliar di tahun 2019. 

Walaupun ada penambahan biaya CKPN untuk mengantisipasi kredit bermasalah dan peningkatan biaya operasional sehubungan dengan penambahan SDM, perluasan jaringan kantor, serta penambahan infratruktur dan jaringan IT, laba bersih pada akhir tahun 2019 masih ada pertumbuhan Rp 4,17 miliar dibanding tahun 2018, Rp 3,79 miliar.