ANALIS MARKET (18/10/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat dan Ditradingkan Pada Level 6.143-6.217
Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis 17/10/2019 IHSG ditutup menguat 11 poin atau sebesar 0,19% ke level 6.181.
Sektor aneka industri, industri dasar, dan agrikultur bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar 210 miliar rupiah.
Adapun sentimen yang menjadi sorotan pelaku pasar hari ini adalah;
1.Congratulations! Inggris dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan draft akhir, BENARKAH?
Meskipun belum sepenuhnya akan disetujui di Parlement Inggris, namun kami melihat bahwa kesepakatan ini merupakan sebuah kesepakatan yang baik bagi keduabelah pihak. Meskipun belum pasti akan disetujui, namun setidaknya sudah ada kesepakatan disana bagi kedua belah pihak. Hal yang belum tentu dilakukan oleh Theresa May. Kesepakatan dicapai pada jam 11 pada hari kamis kemarin, waktu setempat. Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker menyebukan bahwa kesepakatan tersebut merupakan kesepakatan yang adil dan seimbang. Kesepakatan tersebut juga sudah disetujui oleh para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak mereka, dengan demikian kami melihat bola panas sudah bergulir kepada Parlement Inggris. Apabila pada hari Sabtu nanti Parlement Inggris mengatakan bahwa tidak memberikan restu terhadap kesepakatan tersebut, maka semuanya tentu akan menjadi sia sia. Apalagi Juncker sempat menyatakan bahwa tidak akan mengizinkan untuk memberikan Inggris perpanjangan kembali. Tentu kami sangat setuju, karena hal ini merupakan sesuatu yang cepat atau lambat harus diputuskan, agar memberikan kepastian bagi ekonomi dunia juga. Sebetulnya apa sih, yang direvisi dari kesepakatan Uni Eropa dengan Inggris dengan versi Theresa May sebelumnya? 1. Irlandia Utara akan menjadi bagian dari wilayah Pabean Inggris – dan bukan wilayah Pabean Eropa. Dahulu anggota Parlement Inggris menolak kesepakatan tersebut karena sebelumnya Pabean Irlandia Utara terpisah dari Inggris. 2. Irlandia Utara harus menerapkan beberapa aturan Uni Eropa tertentu khususnya terkait dengan produk pertanian. 3. Irlandia Utara harus memberikan persetujuan yang demokratis agar perjanjian ini terus berlaku di masa depan. Irlandia Utara juga akan memiliki hak suara mengenai permasalahan di masa depan nanti selepas proses Brexit. Kemudian setelah direvisi, berikut ini point point baru yang sudah dimasukkan kedalam kesepakatan Brexit yang baru. 1. Produk dari Irlandia Utara dapat diberi merk Made in England. 2. Inggris akan memungut PPN dari Irlandia Utara, yang berarti pendapatan yang dihasilkan dari transaksi yang terkena pajak di Irlandia Utara tidak akan dikirimkan kembali ke Uni Eropa. 3. Membentuk panitia baru untuk mengawasi proses tersebut dan akan bertemu sebulan sekali dan akan diketuai Bersama oleh Uni Eropa dan Inggris. Namun, belum saja kesepakatan itu dibawa ke Parlement Inggris, Partai Oposisi dari Inggris sudah menyatakan bahwa, dari apa yang diketahui, tampaknya Perdana Menteri Boris Johnson telah membuat kesepakatan yang bahkan lebih buruk dari Theresa May, yang bahkan sebelumnya sudah ditolak mentah mentah. Pemimpin Partai Brexit sendiri Nigel Farage mengatakan bahwa kesepakatan itu seharusnya tidak didukung. Hal ini ditambah lagi dengan Partai Nasional Skotlandia yang mengatakan tidak akan memberikan suara untuk kesepakatan tersebut. Partai berikutnya yang menolak adalah Partai Serikat Buruh Demokratik Irlandia Utara, DUP, yang dimana mereka juga tidak mendukung kesepakatan tersebut. Ini yang menjadi beban berat bagi Inggris saat ini, mengapa demikian? Karena untuk bisa meloloskan kesepakatan tersebut, Johnson membutuhkan suara DUP untuk bisa meloloskan kesepakatan tersebut. DUP mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan pengaturan bea cukai dan persetujuan yang diusulkan, dimana usul tersebut memberi Irlandia Utara hak suara atas hubungannya dengan Uni Eropa pasca Brexit. DUP Berulang kali menentang rencana yang dimana Inggris akan diberlakukan berbeda setelah Brexit. Sesuatu hal yang lucu menurut kami, mau dilakukan Brexit, tapi tidak ada perubahan dalam kesepakatan. Tentu saja tidak bisa, karena situasi dan kondisinya tidak lagi sama. Ini semua sudah berbeda. Kami melihat kasusnya 11 dan 12 antara Amerika dan China yang semua point ingin dimenangkan. Cukup menarik untuk kita saksikan, perjuangan Johnson untuk mendapatkan persetujuan dari Inggris pekan ini.
2.Turki setuju untuk menghentikan serang di Suriah Utara selama 5 hari
Melegakan! Pada akhirnya tensi antara Turki dan Suriah Utara berangsur pulih, setelah sebelumnya Mike Pence dan Recep Tayyip Erdogan sepakat. Setelah jeda selama 5 hari, Turki menyetujui untuk melakukan gencatan senjata permanen. Penarikan orang orang Kurdi dari daerah perbatasan sudah dimulai, dan hal ini dipandang sesuai hal yang baik oleh Turki. Karena dimata Turki, pejuang Kurdi adalah teroris, meskipun anehnya pejuang Kurdi, mereka bekerja sama dengan Amerika untuk menumpas teroris. Atas sikap ksatria Turki, maka Amerika akan mencabut sanksi yang sebelumnya telah dikenakkan kepada Turki. Atas sikap ini, Turki dan Amerika justru berkomitmen untuk melakukan resolusi damai demi masa depan khususnya di zona aman, serta bekerja secara professional untuk memastikan bahwa ada perdamaian dan keamanan di perbatasan Suriah.
3.Konsumsi domestic menjadi focus Pemerintah
Menteri Keuangan RI menyatakan pemerintah akan fokus menjaga konsumsi domestik karena sektor ini mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain di tengah perlambatan ekonomi global. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga berkontribusi besar bagi produk domestik bruto (PDB) sebesar 56%. Pelemahan daya beli masyarakat menjadi fokus pemerintah guna menjaga daya beli agar tetap bertumbuh. Perlambatan kredit konsumsi dan investasi dalam Survei Perbankan kuartal III/2019 dari Bank Indonesia dapat menjadi indikasi pelemahan daya beli masyarakat. Pertumbuhan kredit yang rendah disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang melambat. Kami menilai kondisi tersebut akibat dari penurunan daya beli masyarakat. Permintaan sektor konstruksi atau bangunan juga turun dalam kuartal III/2019 salah satu contohnya. Kondisi ini juga mengingat terjadi kenaikan harga pada berbagai bahan baku sektor properti. Hal tersebut juga tercermin dari data Bank Indonesia yang menunjukkan permintaan kredit baru per kuartal III/2019 tercermin dari saldo bersih tertimbang mencapai 68,9%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 78,3%.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan padalevel 6.143-6.217,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (18/10/2019).

