ARTO Bantah Jadi Bank Gojek, Ini Rencana Aksi Korporasi Perseroan

Foto : Abdul Aziz/Pasardana.id

Pasardana.id - Artos Indonesia Tbk (ARTO) menyangkal kabar angin dimana perseroan diisukan akan dijadikan Bank Gojek.

Direktur Utama Bank Artos, Deddy Triana mengungkapkan klarifikasi kepada media melalui public ekspose yang diselenggarakan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.

“Kami sampaikan klarifikasi media dan BEI, sampai saat ini isu tersebut bukan berasal dari perseroan dan kami tidak mengetahui sumber info tersebut dari mana,” ujar Deddy di Jakarta, Senin (14/11).

Lebih lanjut Deddy menekankan, hingga saat ini perseroan belum ada pembicaraan tersebut, bahkan tidak pernah melakukan pembicaraan apapun dari komunitas atau pihak tertentu.

Deddy juga memaparkan, perseroan berencana akan melakukan akuisisi dan melakukan penambahan modal melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan pengumuman ringkasan rancangan pengambilalihan yang telah diumumkan oleh Perseroan pada tanggal 22 Agustus 2019 lalu, serta perubahan dan pernyataan kembali atas ringkasan rancangan pengambilalihan tersebut.

Sebelumnya, pada tanggal 26 September 2019 lalu, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) bermaksud untuk mengambilalih saham yang mewakili tidak kurang dari 51 persen, yang terdiri dari 37,65 persen akan diambilalih oleh MEI dan 13,35 persen akan diambilalih oleh WTT, yang seluruhnya merupakan bagian dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.

“Transaksi pengambilalihan tersebut dilakukan dengan cara pembelian saham dari pemegang saham mayoritas Perseroan saat ini,” ujarnya.

Lebih jauh, jelas dia, keinginan pihak MEI dan WTT untuk melakukan akuisisi atas saham Perseroan adalah dalam rangka mewujudkan struktur perbankan Indonesia yang sehat, kuat dan berdaya saing, sehingga diperlukan langkah-langkah konsolidasi dan inovasi perbankan.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, MEI dan WTT memiliki komitmen untuk mengembangkan Bank Artos menjadi sebuah bank yang akan melayani segmen menengah dan bawah dalam piramida pasar dengan menggunakan platform digital dan menjadikan Bank Artos sebagai bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing agar dapat menjadi bank dengan skala nasional.

“Dari sisi Perseroan sendiri, kami memandang positif dan melihat komitmen yang tinggi dari pihak MEI dan WTT untuk secara aktif berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam pembangungan ekonomi jangka panjang di Indonesia, khususnya di bidang perbankan,” jelasnya.

Setelah dilakukannya akuisisi atau pengambilalihan, pihaknya optimis akan terjadi penguatan struktur permodalan serta peningkatan kualitas sumber daya manajemen Bank Artos sebagai hasil dari transfer knowledge manajemen dari MEI dan WTT yang beranggotakan para profesional dan memiliki pengalaman berstandar nasional di bidang perbankan kepada manajemen.

Pihaknya juga optimis, pelaksanaan Rencana Transaksi Akuisisi akan meningkatkan kekuatan dan kemampuan Bank Artos dalam menghadapi tantangan perkembangan dan dinamika sektor perbankan Indonesia yang berjalan dengan cepat dan juga untuk menghadapi tingkat kompetisi yang tinggi di sektor perbankan di Indonesia.

“Setelah dilaksanakannya Rencana Transaksi Akuisisi, Perseroan merencanakan penambahan modal,” imbuhnya.

Melalui hak memesan efek terlebih dahulu (Rencana PMHMETD), dimana Bank Artos akan mendapat tambahan dana yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan usaha dan produk, investasi infrastruktur di bidang teknologi informasi dan sumber daya manusia serta perbaikan struktur permodalan dan tingkat kesehatan Bank Artos.

Perseroan juga berencana untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT), yang akan terdiri dari pemberian hak untuk pembelian efek bersifat ekuitas dalam jumlah sebanyak-banyaknya 15.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.