ANALIS MARKET (23/1/2019) : Rupiah Diproyeksi Melemah Menuju Kisaran Antara Rp14.225 - Rp14.235 per USD
Pasardana.id - Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, hampir semua indeks futures di bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi di indeks bursa Asia hari ini, Rabu (23/1/2019), ditambah sentimen koreksi dari indeks di bursa global semalam (22/1), ditambah harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini.
Adapun mata uang kuat Asia, Yen dan HK dibuka melemah terhadap dolar pagi ini.
“Kemungkinan nilai tukar rupiah akan melemah terbawa sentimen pelemahan yen dan HK dolar pagi ini, menuju kisaran antara Rp14.225 - Rp14.235 per USD (kurs tengah Bloomberg),” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Rabu (23/1/2019).
Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, pemerintah masih optimis target pertumbuhan ekonomi 5,3% yoy masih bisa tercapai di tengah potensi perlambatan ekonomi global dengan fokus pada 25 program prioritas, diantaranya program KUR, pengendalian inflasi, keuangan inklusi, dan insentif fiskal.
Untuk KUR tahun 2019 ini pemerintah menganggarkan sebesar Rp.140 triliun naik dari Rp.123,8 triliun tahun 2018.
Adapun Bank Dunia dan IMF proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% yoy di tahun 2019. Sementara SAM proyeksikan 5,17% - 5,24% yoy.
Sementara dari factor eksternal, pasar global kembali terkoreksi semalam. Penasihat Trump mensinyalkan AS tidak akan melunak dalam kesepakatan perdagangan jika China tidak melakukan reformasi struktural.
Tensi perdagangan AS-China ini membuat Bank Dunia dan IMF memproyeksi turun pertumbuhan ekonomi global tahun 2019.
Penurunan ini membuat kekawatiran turunnya permintaan minyak mentah sehingga harga minyak mentah menjadi turun.

