Data Ekonomi Tiongkok Bawa Rupiah Melemah
Pasardana.id - Rupiah memasuki pekan perdagangan baru dengan lesu karena data ekonomi dari Tiongkok yang mengecewakan membuat selera terhadap mata uang pasar berkembang menurun. Ekonomi Tiongkok tumbuh dengan laju paling lambat dalam hampir tiga dekade.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menyampaikan, ekspansi ekonomi kuartal terakhir 2018 tercatat sebesar 6,4% dan pertumbuhan satu tahun 6,6%.
“Ketegangan dagang yang terus berlanjut memengaruhi ekonomi terbesar kedua di dunia dan memicu kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sehingga posisi pasar berkembang tetap rawan merosot. Walaupun Rupiah terbantu oleh makroekonomi Indonesia, seperti mata uang pasar berkembang lainnya, Rupiah tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal,” tulis Lukman, Selasa (22/1/2019).
Lukman menuturkan, Rupiah berpotensi dipengaruhi oleh performa Dolar dan perkembangan situasi perdagangan pada awal pekan ini karena tidak ada rilis ekonomi penting dari Indonesia.
“Para trader teknikal akan terus mengamati bagaimana USD/IDR bereaksi di atas Rp14.200. Penutupan harian di atas level ini dapat memberi pertanda peningkatan lebih lanjut menuju Rp14.315,” sebutnya.
Di sisi lain, Dolar stabil terhadap sekeranjang mata uang karena data produksi AS melampaui ekspektasi. Harapan membaiknya ketegangan dagang AS-Tiongkok mendukung mata uang ini. Indeks Dolar berada di sekitar 96,33 pada saat laporan ini dituliskan.
“Walaupun Dolar memiliki ruang untuk menguat di jangka pendek, peningkatan tetap terbatas oleh ekspektasi bahwa Fed akan menghentikan dahulu kenaikan suku bunga di tahun ini. Dari aspek teknikal, Indeks Dolar berpotensi menguat mencapai 96,50 di jangka pendek,” tambah dia.

