ANALIS MARKET (22/1/2019) : Rupiah Diproyeksi Menguat Menuju Kisaran Antara Rp14.200 - Rp14.220 per USD
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, kemungkinan indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ hari ini, Selasa (22/1/2019), terindikasi dari indeks futures bursa Asia yang bervarisi dengan kecenderungan naik, terbawa sentimen naiknya harga minyak mentah pagi ini.
Adapun mata uang kuat Asia, Yen dan Sin dolar menguat pagi ini.
“Kondisi ini bisa menjadi sentiment penguatan nilai tukar rupiah menuju kisaran antara Rp14.200 - Rp14.220 per USD (kurs tengah Bloomberg),” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Selasa 922/1/2019).
Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, IMF merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,7% menjadi 3,5%.
Bagi Indonesia perlambatan ekonomi global dan khususnya China berdampak serius terhadap kinerja ekspor. Pemerintah masih meyakini target pertumbuhan ekonomi 5,3% di tahun 2019 akan tercapai.
Sementara penelitian OECD terbaru menyatakan era PPh badan usaha di dunia turun dari 28,6% di tahun 2000 menjadi 21,4% di tahun 2018, sedangkan PPh Indonesia masih sebesar 25%.
Dari factor eksternal, ekonomi China tahun 2018 tercatat 6,6% yoy melambat dibandingkan 2017 yang sebesar 6,8% yoy. Untuk Q4-2018 tercatat 6,4% yoy, melambat dari 6,5% yoy pada Q3-2018.
Perlambatan ini sebagai dampak dari efek pengenaan tarif atas barang-barang ekspor China ke AS, melemahnya permintaan domestik, dan off-balace sheet borrowing dari pemerintah local yang mengkawatirkan.
Presiden China Xi Jinping memperingatkan Partai Komunis terhadap risiko yang sangat serius terhadap ancaman perlambatan ekonomi ini.

