Volume SUN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp11,18 Triliun dari 30 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (03/9), tercatat senilai Rp11,18 triliun dari 30 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp6,67 triliun.

Analis fixed income MNC Securities mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,58 triliun dari 141 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 86,09% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,45 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 88,96%.

Sementara itu, dari perdagangan Sukuk Negara, Sukuk Ritel seri SR010 menjadi Sukuk Negara yang paling banyak diperdagangkan, senilai Rp86,69 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 96,68% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ritel seri SR009 senilai Rp64,65 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 99,17%.

“Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,20 triliun dari 49 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan,” jelasnya, di Jakarta, Selasa (04/9/2018).

Ditambahkan, Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia I Tahun 2018 Seri B (SWMEDP01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,09% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri B (MFIN03BCN1) senilai Rp180 mioliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,23%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan kamarin ditutup melemah sebesar 105 pts (0,71%) di level 14815,00 per Dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 14729,00 hingga 14821,50 per Dollar Amerika, rupiah mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan.

Meskipun pasar keuangan Amerika Serikat pada hari Senin, 3 September 2018 libur, nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan. Bahkan dengan pelemahan yang terjadi kemarin, posisi nilai tukar rupiah berada pada posisi terendahnya dalam 20 tahun terakhir.

Rupiah memimpin pelemahan mata uang regional, yang diikuti oleh pelemahan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,47% dan Rupee India (INR) sebesar 0,14%.

Sementara itu, mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin diantaranya adalah Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,23% dan diikuti oleh Yuan China (CNY) sebesar 0,12%.

Sedangkan dari perdagangan surat utang global, imbal hasilnya bergerak bervariasi di tengah liburnya pasar surat utang Amerika Serikat.

Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 0,335% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun ke posisi 1,405%.

Adapun imbal hasil surat utang Jepang dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,11%.