ANALIS MARKET (20/8/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, keterbatasan ini masih datang dari beberapa tekanan baik dari global maupun domestik.
Dari Global, jelas Nico, S&P telah menurunkan kredit rating Turki dari BB- menjadi B+, tentu hal ini semakin menambah beban keuangan yang dialami Turki. Namun demikian, Qatar menjanjikan $15 miliar dalam bentuk investasi langsung. Hal ini akan membantu Turki dalam melewati krisis keuangannya.
Sementara itu, dalam pidatonya, Jokowi menargetkan pertumbuhan sebesar 5.3% dari sebelumnya 5.2% dan pendapatan juga diperkirakan akan naik 12.6% untuk tahun depan.
“Defisit anggaran tahun ini diperkirakan akan menyusut menjadi 1.84% dari 2.12%,” ujar Nico kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (20/8/2018).
Beralih dari sana, Pemerintah telah mengeluarkan Saving Bond Ritel terbaru dengan tingkat spread 2.55%, dan telah ditetapkan minimal floor sebesar 8.05%. Spread antara imbal hasil SUN berjatuh tempo 2 tahun dengan SBR sebesar 0.84%.
“Tentu kami merekomendasikan beli bagi para investor retail karena memiliki tingkat imbal hasil yang cukup tinggi. Untuk pasar obligasi, kami merekomendasikan hold hingga berpotensi beli hari ini apabila pergerakan melebihi 40 bps,” terang Nico.
Sebelumnya, diperdagangan Kamis (16/8) lalu, total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya, ditengah-tengah masih ababil-nya pasar obligasi.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 7 – 10 tahun, diikuti dengan 15 – 20 tahun, dan 10 – 15 tahun.
“Pasar obligasi kemarin masih bermain didurasi menengah hingga panjang, tentu hal ini merupakan sesuatu yang wajar tatkala imbal hasil obligasi berdurasi 10 tahun berada dikisaran 8%. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa para pelaku pasar dan investor bisa masuk secara berkala,” tandas Nico.

