ANALIS MARKET (27/7/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat untuk obligasi bertenor 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun, dengan potensi menguat terbatas. Namun untuk obligasi bertenor 15 tahun diperkirakan akan dibuka melemah karena masih memiliki ruang untuk mengalami pelemahan, meskipun sudah tidak banyak.

Demikian diungkapkan Analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Nico menjelaskan, pelan tapi pasti, Mario Draghi (Presiden Bank Sentral UE) merasa yakin dengan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa, namun Draghi mengingatkan bahwa terlalui dini untuk menyatakan kemenangan saat ini. Ditengah adanya perang dagang, Draghi yakin hal itu tidak akan terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonominya.

“Hal ini dapat kita saksikan tatkala minggu depan inflasi zona Eropa akan keluar beserta dengan data ketenagakerjaannya,” ujar Nico.

Sementara itu, porsi kepemilikkan asing sedikit demi sedikit sudah mulai kembali keluar dari pasar obligasi dalam negeri. Setelah sebelumnya bertahan selama 2 minggu di area 38%, sekarang hanya 37.6%, hal ini jugalah yang membuat pasar obligasi tidak mendapatkan dorongan untuk mengalami penguatan.

Nico menambahkan, fokus berikutnya adalah minggu depan, dimana akan hadir beberapa data inflasi dari Eropa dan Indonesia.

“Kami masih merekomendasikan hold hari ini, dengan potensi buy apabila mengalami kenaikkan > 50 bps. Strategi investasinya masih terfokus pada obligasi jangka pendek, namun tetap mengambil porsi terhadap obligasi jangka panjang,” jelas Nico.

Sebelumnya, total transaksi dan frekuensi kembali turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah ketidakkonsistenan harga obligasi kemarin (26/7). 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 7 – 10 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 15 – 20 tahun.

“Pasar obligasi kemarin terlihat masih agak malu-malu untuk mengalami kenaikkan, keraguan karena ketidakyakinan akan pasar, membuat para pelaku pasar dan investor masih melakukan wait and see,” tandas Nico.