ANALIS MARKET (25/7/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Keterbatasan ini datang dari nilai Rupiah yang masih terus melemah yang didukung oleh mulai naiknya kembali imbal hasil UST bertenor 10 tahun yang kemarin (24/7) ditutup di 2.94.
“Hal inilah yang akan menekan penguatan harga obligasi hari ini meskipun secara teknikal analisa, pasar obligasi seharusnya dapat menguat,” jelas analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
“Hari ini kita mungkin dapat saksikan kembali aksi dari ‘tangan tangan tidak terlihat’ untuk menjaga pasar obligasi dan Rupiah agar tidak melemah,” sambung Nico.
Sementara itu, masih tingginya imbal hasil obligasi juga membuat Pemerintah mulai berfokus kepada pinjaman multilateral dan bilateral sehingga tidak membebani bunga yang akan dibayarkan.
Tidak hanya itu saja, Pemerintah juga akan mulai lebih fokus kepada surat utang yang diperuntukkan untuk Ritel. Hanya saja, seandainya apabila dulu Pemerintah terus menerus mengedukasi masyarakat Ritel mengenai obligasi mungkin kita bisa mengurangi porsi Asing dalam hal kepemilikkan obligasi.
“Kami merekomendasikan hold hingga berpotensi beli hari ini dengan melihat pergerakan arah market,” ujar Nico.
Sebelumnya, total transaksi dan frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya ditengah hadirnya lelang dan variasinya harga obligasi. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 3 – 5 tahun, diikuti dengan 7 – 10 tahun dan <1 tahun. Sisanya berada di 10 – 15 tahun dan 15 – 20 tahun.
Lelang kemarin (24/7) boleh dikatakan sepi peminat, meskipun obligasi jangka pendek mendominasi. Rasa khawatir akan Rupiah yang terus melemah serta imbal hasil obligasi yang kian tidak menentu, menjadi faktor dominan keraguan para pelaku pasar dan investor.

