Nama-Nama Besar Bahas Inovasi Indonesia yang Imperatif di Economist Events’ Indonesia Summit

foto: istimewa

Pasardana.id - Indonesia memiliki kesempatan untuk melompat jauh menjadi ekonomi digital. Perusahaan startup unicorn bertumbuh pesat dan menarik jutaan tenaga kerja ke sektor ekonomi formal, sementara kelas menengah di Indonesia juga meningkat dengan sangat cepat. Pemerintah pun tentunya mendukung inovasi, tetapi apakah hal tersebut cukup untuk membantu pertumbuhan ekonomi? 

The Economist Events’ Indonesia Summit 2018 mengumpulkan lebih dari 180 pembuat keputusan, inovator, regulator, akademisi, dan pemimpin bisnis lokal dan internasional untuk membahas inovasi Indonesia yang imperatif. 

Dalam keynote interview-nya,  mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Mari Elka Pangestu mengatakan, sumber daya manusia (SDM) dan bakat, infrastruktur, peraturan pemerintah, kemampuan untuk beradaptasi, serta akses pasar dan modal merupakan isu-isu utama yang perlu diatasi untuk memfasilitasi ekonomi kreatif dengan baik.

“Kita perlu meningkatkan kualitas SDM, salah satunya dengan mengizinkan kehadiran institusi pendidikan dari luar negeri,” tutur Mari di Jakarta, Jumat (6/4/2018). 

Mengomentari kesempatan di bidang inovasi,  Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan pihaknya tidak pernah mengidentifikasi diri sebagai perusahaan perangkat lunak. “Misi kami adalah membawa Indonesia berkembang di era ekonomi digital. Pemerintah tidak pernah menghambat kami melakukan sesuatu. Ada kesenjangan persepsi. Kebanyakan pemain di industri akan mengatakan yang membedakan adalah SDM,” ujarnya. 

Membahas mengenai 'Technology doesn’t disrupt, people do'  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan, ada 126 juta perempuan di Indonesia, 87 juta diantaranya adalah anak-anak. Angka ini sangat signifikan. “Meskipun begitu, laki-laki masih mendominasi pengambilan keputusan di Indonesia,” ungkap Yohana.

“Teknologi dapat menyelesaikan sebagian isu sosial ini,” kata  Founder dari Bukalapak Achmad Zaky.

Membicarakan inovasi di bidang manufaktur,  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia Thomas Lembong mengatakan, bahwa industri 4.0 akan digunakan untuk mendorong pembukaan lapangan pekerjaan di Indonesia. “Sebuah mesin akan membutuhkan perawatan, pembersihan, dan kebutuhan lainnya. Di sinilah peran manusia. Seluruh bentuk industri 4.0 akan membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja terlatih di Indonesia,” tutur dia. 

Pada akhirnya, Indonesia terbuka dengan inovasi. Beberapa sektor telah sangat siap menyambut hal ini. Akan tetapi, proses adaptasi di berbagai sektor lainnya akan tetap menjadi tantangan, tidak sedikit di antaranya dikarenakan pembuatan keputusan yang tidak menentu. Walaupun begitu, industri kreatif tetap optimis dan masa depan terlihat meyakinkan.