BNI Syariah Patok Bisnis Tumbuh
Pasardana.id-Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah mematok pembiayaan tumbuh sebesar 17% pada 2017. Namun, ini tidak disebutkan dari berapa pembiayaan yang diraihnya pada 2016.
Jika dibandingkan target pembiayaan 2016 angka ini lebih tinggi dari 15%-20%. Padahal, target 2016 direvisi akibat sulit diraihnya yang terasa mulai Oktober 2016.
“Target pertumbuhan pembiayaan 2016 tersebut sulit tercapai, karena pertumbuhan ekonomi domestik belum sekencang yang diharapkan," kata Imam Teguh Saptono, Direktur Utama (Dirut) PT BNI Syariah di Jakarta, kemarin.
Pembiayaan perumahan dipatok tumbuh pada 2017 sebesar 15%. Jika dibandingkan 2016 naik dari target perumbuhan sebesar 10%-12%.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan sebesar 17%-20%Â pada 2017. Upaya ini akan diraih dari penyimpanan dana yang dilakukan Kementerian/Lembaga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Sekarang kami mulai gencar dan banyak juga menyimpan dana pemerintah, termasuk pemerintah daerah," ujarnya.
Pada sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari deposito juga ditargetkan tumbuh pada 2017. Namun, ini dibutuhkan kelonggaran tarif pengenaan pajak pada deposito syariah.
Hal yang dimaksud Imam adalah tarif ini diharapkan mengikuti skema pajak pada reksa dana dan saham. Pasalnya, fluktuasi pada deposito syariah tidak tetap.
“Jika pajak skema reksa dana diterapkan ke deposito syariah, partisipasi masyarakat akan meningkat di bank syariah," ucapnya
Tarif pajak dapat berkurang hingga 5% dengan menerapkan skema pajak reksa dana dan saham dari skema pajak deposito konvensional sekitar 20%. Hal ini bisa diterapkan setelah harmonisasi kebijakan pajak antar instansi pemerintah.
Mereka adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Â

