Kawal Laju Inflasi 2018, BI Tingkatkan Koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi
Pasardana.id - Inflasi yang rendah dan stabil berkontribusi positif pada upaya penguatan momentum pemulihan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Realisasi inflasi IHK 2017 yang tercatat 3,61%, melanjutkan pencapaian sasaran inflasi (4%±1%) selama tiga tahun berturut-turut, mampu berkontribusi positif dalam menjaga daya beli masyarakat, dan menjadi penopang bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Guna menjaga target inflasi 2018 pada kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen, Bank Indonesia (BI) akan meningkatkan koordinasi dengan melalui Tim Pengendalian Inflasi bersama pemerintah pusat maupun daerah.
“Kami akan mengawal laju inflasi sesuai target," kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Firman Mochtar di Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Dijelaskan, laju inflasi pada tahun ini akan dominan didorong oleh komponen harga pangan bergerak (volatile food) seperti; beras, cabai dan bawang merah, ketimbang komponen inflasi harga yang ditentukan pemerintah (administered price).
"Menjaga komponen volatile food ini paling penting sekali. Kalau inflasi ini bisa dijaga, maka akan berpengaruh ke komponen inflasi lainnya," papar Firman.
Meski demikian, lanjut Firman, upaya BI untuk menekan laju inflasi tetap mengkalkulasi sejumlah realisasi indikator makroekonomi domestik, sehingga pihaknya tidak akan secara serta-merta menekan inflasi ke bawah 3 persen.
"Target inflasi yang kami turunkan dilakukan secara bertahap dalam upaya menjaga keseimbangan perekonomian," ujarnya.
Sebelumnya, Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat secara khusus menyepakati lima langkah strategis untuk mendukung upaya menjaga inflasi 2018 agar tetap berada dalam kisaran sasarannya 3,5%±1%.
Lima langkah strategis tersebut meliputi:
- Menjaga inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5% dengan memastikan kecukupan pasokan pangan, melalui: mengelola kesiapan produksi antar waktu; memperkuat cadangan pangan Pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog; memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/cooperative farming), pengelolaan produksi dan paska panen khususnya pengeringan dan pergudangan, serta pemasaran; meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan; menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan dengan kualitas yang terjaga; membangun sistem data produksi yang akurat melalui pembangunan dan pemanfaatan e-commerce untuk pangan; dan memfasilitasi sinergi petani dan industri hilir.
- Mengatur besaran dan timing kenaikan kebijakan administered prices serta mengendalikan dampak lanjutan yang berpotensi timbul, dalam hal terdapat kebijakan penyesuaian administered prices.
- Memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia, antara lain melalui penyelenggaraan Rakornas Pengendalian Inflasi pada 2018 dengan tema “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Mendorong Momentum Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas".
- Memperkuat kualitas data untuk mendukung pengambilan kebijakan.
- Memperkuat bauran kebijakan Bank Indonesia untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi.
Â

