Inflasi di Akhir Tahun 2017 Diprediksi Mencapai 3,5 Persen (yoy)

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Inflasi di akhir tahun 2017 diprediksi mencapai 3,5 persen (year on year/yoy).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan, capaian inflasi yang berada di rentang bawah sasaran inflasi Bank Sentral itu bisa terealisasi jika pengendalian harga semakin terjaga di sisa tahun.

"Sekarang kita tinggal tiga bulan di 2017, secara tahun berjalan inflasi sebesar 2,6 persen (year to date/ytd), katakanlah 2,7 persen (ytd) saat ini. Jadi inflasi kemungkinan bisa di bawah empat persen malah mungkin mendekati 3,5 persen (yoy)," kata Mirza di Jakarta, Selasa (03/10/2017).

Adapun Bank Sentral menargetkan inflasi tahun ini berada di rentang 3-5 persen (yoy). Sementara di pertengahan tahun ini, BI melihat tekanan inflasi mengendur dan terdapat kemungkinan besar akan kembali di bawah empat persen atau berada di batas bawah sasaran inflasi.

"Sangat memungkinkan mendekati 3,5 persen. Tapi kalau BI sih masih melihat 3,7 persen dan 3,8 persen (yoy)," ujarnya.

Sementara itu, Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom Samuel Aset Manajemen, dalam laporan risetnya yang dilansir dari laman resmi Samuel Aset Manajemen, Selasa (03/10/2017) memperkirakan, inflasi di akhir tahun bisa menuju 3,65%, dari perkiraan sebelumnya 3,93% yoy.

"Kami perkirakan inflasi di akhir tahun bisa menuju 3,65%, dari perkiraan sebelumnya 3,93% yoy," jelas Lana.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka inflasi bulan September 2017 tercatat 0,13% mom atau 3,72% yoy, dan secara kumulatif Januari-September 2017 tercatat 2,66% ytd.

Inflasi terjadi karena kenaikan di kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga yang biasanya rendah, justru tinggi pada bulan Juli dan Agustus merespon tahun ajaran baru dan libur sekolah panjang. Sementara bahan makanan tercatat deflasi.