ANALIS : Surplus NPI 2017 Bikin Ketahanan Eksternal Indonesia Semakin Baik Dalam Menghadapi Gejolak Eksternal
Pasardana.id - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2017 tercatat surplus sebesar US$11,6 miliar, sedikit melambat dibandingkan surplus tahun 2016 yang sebesar US$12,1 miliar.
Namun dari sisi defisit transaksi berjalan tercatat minus 1,7% dari PDB, membaik dibandingkan defisit tahun 2016 sebesar minus 1,82% dari PDB.
Menurut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom Samuel Aset Manajemen, kinerja NPI tersebut membuat ketahanan eksternal Indonesia semakin baik dalam menghadapi gejolak eksternal.
“Kinerja NPI ini membuat ketahanan eksternal Indonesia semakin baik dalam menghadapi gejolak eksternal," sebut Lana dalam laporan risetnya yang dilansir dari laman resmi SAM, Senin (12/2/2018).
Asal tahu saja, sebelumnya, Bank Indonesia (BI) merilis laporan terkait Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang berlanjut pada triwulan IV 2017 dengan defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.Â
BI menyebutkan, surplus NPI tercatat USD1,0 miliar, ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus cukup besar, terutama bersumber dari investasi langsung dan investasi portofolio.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan tetap terkendali dalam batas yang aman. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2017 meningkat menjadi USD130,2 miliar, tertinggi dalam sejarah.
Cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,3 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Adapun surplus transaksi modal dan finansial ditopang oleh optimisme terhadap prospek ekonomi domestik dan menariknya imbal hasil keuangan domestik.
BI juga menyebutkan, perkembangan NPI pada 2017 secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.
“BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya yang dapat memberikan risiko bagi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan antara lain terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, tekanan geopolitik di beberapa kawasan, dan kenaikan harga minyak dunia. Diyakini, kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi structural," demikian laporan BI, Jumat (09/2).

