BI Akui Pergerakan Rupiah Sudah Overshoot

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id Depresiasi Rupiah yang kian dalam akhirnya membuat gaduh sejumlah kalangan. Pasalnya, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS pada Kamis (01/3) kemarin, sempat menyentuh Rp13.800.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir sudah memasuki area depresiasi yang terlalu dalam alias overshoot.

"Sebenarnya trading di level Rp 13.200 sampai Rp 13.300 ya itu level yang cocok ya. Tapi kalau sudah Rp 13.600 sampai Rp 13.700 menurut kami sudah sudah overshoot," jelas Mirza, kepada wartawan, Jumat (2/3/2018).

Meski demikian, Mirza menegaskan, bahwa perekonomian Indonesia masih dikategorikan stabil. Pasalnya, Indonesia masih bisa mempertahankan suku bunga rendah, dan bisa menurunkan suku bunga saat The Fed menaikan bunga 5 kali.

"Karena inflasi kita bisa jaga rendah antara 3 sampai 3,6% kan. Defisit dari ekspor-impor, dari barang jasa terjaga di bawah 2% PDB. Selama defisit dibawah 2,5% dari PDB, itu defisit yang masih sehat," ungkap dia.

"Selama ini kita bisa jaga inflasi rendah. Kita bisa jaga defisit yang terkendali, neraca pembayaran kita bisa jaga surplus, APBN kita sehat. Kan (kita) target defisit hanya 2,2 % untuk APBN 2018," tambahnya.

Ditempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini masih terbilang wajar, karena ekonomi Indonesia masih tetap berjalan normal dan tidak ada masalah.

"Tidak (mengkhawatirkan). Kurs itu, kalau situasi normal-normal saja harusnya tidak ada masalah dan ekonomi kita berjalan baik-baik saja," ucap dia, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat, 2 Maret 2018.?

Lebih lanjut, Darmin mengatakan, pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell yang berencana mengerek suku bunga AS, memberikan sentimen negatif ke rupiah.

"Powell ngomong begini, ngomong begitu, menaikkan empat kali (tingkat suku bunga), belum tentu sebenarnya. Tapi kan orang sudah mulai pasang kuda-kuda. Karena belum naikkan, ya naik dulu sedikit, tapi akan tenang," jelas dia.

Namun demikian, menurutnya, pelemahan rupiah tersebut bisa diatasi oleh Bank Indonesia (BI). Bank sentral, jelas Darmin, memiliki jurus handal dalam menahan tingkat USD yang kian meningkat, yakni dengan cara dual intervention.

"Jurus itu, pada saat pelemahan rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) terdorong turun, maka BI bisa membeli surat berharga negara yang dijual investor asing," ?tandas Darmin.