Pendiri LeEco Tolak Pulang ke Tiongkok
Pasardana.id - Pendiri perusahaan teknologi Tiongkok LeEco, Jia Yueting, menolak pulang ke Tiongkok meski mendapat batas waktu sampai akhir 2017 lalu dari pemerintah setempat untuk kembali dari Amerika Serikat agar bisa menyelesaikan permasalahan hutang. Bulan lalu, Yueting masuk dalam daftar penunggak hutang senilai ratusan juta dolar AS.
Yueting mundur dari jabatan CEO LeEco Mei 2017 lalu. Namun ia masih menjabat sebagai chairman perusahaan. Aset miliknya, istrinya, dan tiga rekanan diblok Juli lalu oleh pengadilan Shanghai.
Seperti dilansir BBC News, Selasa (2/1/2018), Yueting mengungkapkan lewat media sosial miliknya bahwa ia berencana untuk tinggal lebih lama di Negeri Paman Sam agar bisa fokus mengurus bisnis mobil elektrik yang dikembangkannya. Menurut Yueting, saudara laki-laki dan istrinya yang berada di Tiongkok memiliki wewenang untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hutang yang terkait dirinya.
LeEco awalnya dikenal sebagai Netflix dari Tiongkok, perusahaan yang menyediakan layanan live stream yang kemudian memproduksi berbagai konten orisinil. LeEco kemudian berkembang memproduksi TV pintar, ponsel pintar, dan mobil elektrik.
LeEco mulai menjual produknya di AS akhir 2016 lalu. Namun hutang perusahaan yang menumpuk memaksa LeEco memangkas biaya, termasuk mengurangi jumlah karyawan.
Juli lalu, Faraday Future yang merupakan perusahaan start-up AS pengembang mobil elektrik yang dilengkapi artificial intelligence dimana Yueting menjabat sebagai CEO menghentikan rencana pembangunan pabrik mobil elektrik di Nevada senilai US$1 miliar. Faraday Futures juga menarik diri dari kerjasama dengan Aston Martin dalam mendesain dan memproduksi mobil elektrik.

