Toba Pulp Lestari Rugi US$2,752 Juta pada 2015
Pasardana.id - Bisnis kertas dan bubur kertas tampak lesu pada 2015. Ini lantaran perlambatan ekonomi dan merosotnya daya beli pada tahun lalu. Selain itu, peningkatan beban operasional juga ikut mengganjal kinerja keuangan PT Toba Pulp Lestari (INRU). Utamanya adalah beban penghapusan tanaman belum menghasilkan serta beban bunga dan pendanaan pada 2015. Manajemen perseroan tidak berhasil menekan beban usaha sehingga kinerjanya anjlok.
Dari laporan keuangan 2015 yang dipublikasikan BEI, Senin (18/4) terungkap, INRU menderita kerugian sebesar US$2,752 juta pada 2015. Ini disebabkan antara lain oleh peningkatan beban penghapusan tanaman belum menghasilkan sebesar 300,5%, dari US$651 menjadi US$2,607 juta. Dibandingkan 2014, INRU meraih laba US$1,575 juta.
Menurut manajemen, penjualan bersih INRU turun 11,7%, yaitu dari US$109,193 juta menjadi US$96,421 juta. Seiring penurunan penjualan bersih, laba kotor emiten kertas tersebut juga turun 38,8% menjadi US$10,825 juta pada 2015. Sementara laba usaha emiten beraset US$333,90 juta per Desember 2015 itu merosot 88,7% menjadi US$653.
Selain disebabkan oleh peningkatan beban penghapusan tanaman belum menghasilkan sebesar 300,5%, beban bunga dan pendanaan lain INRU naik sebesar 26,7% menjadi US$4,764 juta. Inilah yang menyebabkan rugi sebelum pajak INRU mencapai US$2,920 juta. Padahal pada 2014, INRU masih mencatat laba sebelum pajak US$1,680 juta.
Kemerosotan kinerja keuangan perseroan ikut berimbas negatif terhadap saham INRU di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun lalu, saham INRU turun sebesar 77,39%, dari Rp1.1150 per unit menjadi Rp260 per unit. Hingga penutupan perdagangan sesi I, Senin (18/4), saham INRU terpantau di level Rp310 per unit, turun Rp40 dibanding harga penutupan, Jumat (15/4) sebesar Rp350 per unit. Saham INRU jarang ditransaksikan investor hingga tahun 2016 sehingga tidak likuid. Pemodal masih menanti aksi korporasi manajemen agar saham INRU kembali meningkat. (*)

