Obligasi Rp4,5 Triliun Segera Terbit, Akhir Tahun 2018 Diproyeksi Bakal Capai Rp190 Triliun
Pasardana.id - Nilai penerbitan obligasi pada tahun 2018 akan jauh melampaui tahun 2017 yang sebesar Rp160 triliun. Pada awal tahun ini saja, empat emiten telah siap menerbitkan obligasi senilai Rp4,5 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat menyampaikan, empat emiten surat utang yang dimaksud adalah; PT Sarana Multigriya Financial (SMF) dengan surat utang senilai Rp2 triliun, PT Indomobil Finance senilai Rp1 triliun, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebesar Rp500 miliar, dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dengan surat utang Rp1 Triliun.
"Empat perusahaan itu akan mencatatkan di BEI setelah mendapat ijin efektif dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," ujar Samsul di Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Samsul melanjutkan, empat emiten surat itu menerbitkan surat utang dengan menggunakan laporan keuangan akhir September 2017.
"Jadi itu (rencana penerbitan obligasi) yang dari tahun lalu, sedangkan yang lain akan menyusul menunggu audit akhir tahun 2017," kata dia.
Sehingga, lanjut dia, nilai penerbitan obligasi tahun 2018 akan lebih besar dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp160 triliun. Hal itu didukung oleh daya serap dengan masuknya investor asing, setelah lembaga pemeringkat internasional menaikan dan memberi prospek positif terhadap surat utang negara.
"Tahun ini daya serap obligasi akan dibantu oleh investor asing," ucap dia.
Sementara itu, Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Wahyu Trenggono memperkirakan, nilai penerbitan obligasi akan mencapai angka Rp190 triliun. Hal itu ditopang oleh perbaikan ekonomi global terutama Amerika Serikat.
"Kita tahu data upah pekerja pertanian di Amerika naik, sehingga akan mendorong masyarakat Amerika Serikat lebih Konsumtif sehingga butuh bahan baku dari emerging market," kata dia.
Dengan peningkatan kebutuhan bahan baku tersebut, jelas dia, akan mendorong ekspor dari negara-negara sumber bahan baku seperti Indonesia.
"Sehingga perusahaan berbasis komoditas Indonesia butuh modal kerja, dan salah satu sumbernya dari penerbitan obligasi," jelas dia.

