Indika Energy Efisiensi SDM dan Operasional
Pasardana.id - Indika Energy telah melakukan efisiensi bisnis akibat penurunan harga batubara dengan pengurangan empat direksi menjadi tiga direksi sejak 2016. Langkah serupa juga dilakukan secara teknikal dengan mengurangi sejumlah biaya produksi dan renegosiasi terhadap kontraktor besar.
"Indika Energy sudah siap menghadapi penurunan harga barubara," kata Azis Armand, Direktur Keuangan PT Indika Energy Tbk di Jakarta, akhir pekan lalu.
Harga batubara diprediksi belum stabil pada 2017. Saat ini harganya sebesar US$ 80-US$ 85 per ton.
Jika dibandingkan 2016, harga ini naik dari US$50 per ton, tapi masih jauh dari harga pada 2011 yang mencapai US$105 per ton. Kala itu permintaan terbesar dari Tiongkok.
Namun, negara ini juga menurunkan permintaannya pada 2011. Padahal, produksi batubara mencapai kapasitas tertinggi.
Produksi batubara diturunkan Indika Energy melalui anak usaha Kideco Jaya Agung sebagai langkah efisien pada 2016. Perusahaan ini hanya memproduksi 32 juta ton pada 2016 atau turun 7 juta ton dibandingkan 2015.
Namun, target produksi batubara pada 2017 tidak diturunkan Indika Energy dibandingkan 2016. Komoditas ini juga tetap diekspor sedikitnya ke 16 negara lebih.
Adapun Kideco Jaya Agung memiliki tambang seluas 50.921 hektar di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kontrak karya pertambangan sampai 2023. Dari hal itu, dioperasikan lima tambang terbuka dengan cadangan sebesar 651 juta ton.
Sementara itu, penurunan harga minyak dunia membantu pengurangan 30% biaya produksi penggalian batubara. Dari efisiensi ini didapatkan penambahan pendapatan untuk membayar utang, sehingga tersisa US$805 juta dari US$1,25 miliar.

