PPRE Incar Tiga Kontrak Pengangkutan Batubara Senilai Rp1,05 Triliun
Pasardana.id - PT PP Presisi Tbk (PPRE) sedang melakukan negosiasi dengan perusahaan pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) batubara, guna mendapatkan tiga kontrak pengangkutan batubara di Sumatera Selatan.
Jika tiga kontrak ini barhasil diraih, maka berpotensi menambah kontrak baru anak usaha PT PP Tbk (PTPP) tersebut sebesar Rp900 miliar hingga Rp1,05 triliun.
Direktur Keuangan PPRE, Benny Pidakso menyampaikan, bahwa perseroan serius terjun ke lini usaha kontraktor tambang, guna menangkap peluang dari peningkatan harga komoditas. Apalagi, perusahaan tambang tengah mengejar pertumbuhan produksi disaat permintaan meningkat.
"Kita akan masuk ke mining kontraktor, saat ini belum terlambat karena harga lagi bagus," kata Benny di Jakarta, Senin (5/2/2018).
Ia menjelaskan, saat ini PPRE telah memegang dua kontrak pengangkutan batubara dari PT Barasentosa Lestrasi dengan nilai kontrak Rp300 miliar hingga Rp350 miliar selama tiga tahun.
"Pendapatan dari dua kontrak pengangkutan batubara ini sebagian masuk di pembukuan 2017 dan sebagian di 2018," jelas dia.
Selanjutnya, lanjut dia, PPRE juga tengah mengincar tiga kontrak pengangkutan batubara dengan nilai setiap kontraknya Rp300 miliar hingga Rp350 miliar.
"Lokasinya masih di Sumatera Selatan," kata dia.
Dengan demikian, rinci dia, jika tiga kontrak digenggam akan menambah pendapat perseroan sebesar Rp900 miiliar hingga Rp1,05 triliun pada tahun 2018. Sedangkan, tahun ini perseroan memasang target kontrak baru Rp7,5 triliun dan kontrak tahun jamak Rp9 triliun.
"Sehingga total kontrak 2018 sebesar Rp16,5 triliun," jelas dia.
Lebih jauh, PPRE menargetkan meraih pendapatan ditahun 2018 sebesar Rp4,42 triliun hingga Rp4,910 triliun dan laba bersih Rp434 miliar hingga Rp445 miliar.
Guna mendukung target tersebut, jelas Benny, PPRE menganggarkan belanja modal tahun 2018 sebesar Rp1,528 triliun hingga Rp1,697 triliun.
"Sumber dana berasal dari ekuitas dan pinjaman perbankan, jika kurang pada semester II 2018 berencana menerbitkan surat utang," kata dia.
Rencananya, kata Benny, 80% dari total belanja modal tersebut akan digunakan untuk pembelian alat berat dan lahan, sedangkan sisanya untuk mengakuisisi perusahaan erector.
"Tahun ini kami akan tumbuh secara organik, seperti pengadaan 500-700 dump truk, menambah excavator," ungkap dia.

