Volume SBN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp7,04 Triliun dari 42 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan (21/12) lalu, tercatat senilai Rp7,04 triliun dari 42 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,50 triliun.

Dalam riset yang dirilis Rabu (26/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,104 triliun dari 27 kali transaksi di 92,64% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp905,42 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 101,58%.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 96,92% yang diikuti oleh perdagangan seri PBS006 senilai Rp110,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,33%.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan di hari Jum'at senilai Rp2,07 triliun dari 63 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) menjadi SUkuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp636,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap I Tahun 2018 Seri B (SMBEXI01BCN1) senilai Rp30,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 96,89%.

Sedangkan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2018 (TBIG03CN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Batavia Prosperindo Finance Tahap II Tahun 2017 (BPFI01CN2) senilai Rp130,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%.

Sementara itu, pergerakan nilai tukar Rupiah jelang libur panjang mengalami pelemahan sebesar 80,30 pts (0,55%) di level 14552,80 per Dollar Amerika. Bergerak dengan menunjukkan pelemahan sejak awal perdagangan, nilai tukar Rupiah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan di kisaran 14464,00 hingga 14552,80 per Dollar Amerika di tengah beragamnya arah pergerakan mata uang regional terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) pada akhir pekan memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,46% yang diikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) sebesar 0,45%.

Adapun mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional pada perdagangan di kahir pekan, sebesar 0,75% yang diikuti oleh mata uang Rupiah dan Yuan China (CNY) sebesar 0,29%.

Dalam sepakan, mata uang regional bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika di tengah melemahanya mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.

Mata uang Rupee India memimpin penguatan mata uang regional dalam sepekan, dengan penguatan sebesar 2,37% yang diikuti oleh penguatan mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 1,94%.

Adapun mata uang Rupiah cenderung bergerak stabil dengan mengalami penguatan sebesar 0,22%.

Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan.

Namun demikian, pada perdagangan di hari Senin, 24 Desember 2018, pergerakan imbal hasil surat utang global bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun ke level 2,752% seiring dengan koreksi di pasar saham Amerika mendorong meningkatnya permintaan terhadap aset yang lebih aman (safe haven asset).

Adapun imbal hasil surat utang Inggris dan Jepang juga terlihat mengalami penurunan, masing - masing di level 1,262% dan 0,025%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman, pada perdagangan di hari Senin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,248%.